Saturday, September 30, 2006

Ngumpul Dengan Sahabat Hati

Hatiku berbunga-bunga hari ini. maklum sahabat hati berkumpul untuk mengisi ramadhan ini untuk buka bareng. Siapa yang nggak surprise. Sungguh persaudaraan dalam Islam mampu mengikat hati-hati kami yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Penganan untuk ta’jil berbuka disipakan oleh para akhwat. Memang secara material kalah jauh dari penganan yang dijajakan di mall, cafe, restoran dan supermarket yang ada. Tapi ada sesuatu yang khas dari ini semua, penganan itu disiapkan dengan cinta. Spirit untuk berkhidmat kepada sesama...

Kami menikmati semua itu dalam suasana yang begitu guyub dan karib. Sesekali candaan mengundang senyum dan tawa kecil kami. Sungguh berkesan hari ini... aku merasa Jakarta begitu bersahabat denganku kali ini.

Friday, September 29, 2006

DPR RI Tak Berubah

Pagi-pagi aku mandi dan berdandan rapi...rencanya akan ke senayan untuk suatu urusan. Berkunjung ke Kantor DPR RI merupakan kerjaan rutin bagi seorang kuli media seperti saya ini. apalagi kalo bukan cari gosip.

Sampai disana, tak ada perubahan yang berarti setelah tiga bulan aku tidak pernah datang. Gedung wakil rakyat itu tetap dikawal oleh polisi untuk memeriksa dan menanyai setiap rakyat yang berkunjung hendak menemui wakilnya.

Rutinitas anggota dewan juga tidak ada pembaharuan dan peningkatan yang bisa dikatakan kreatif. Mereka hanya dari sidang ke sidang dengan bumbu-bumbu pemanis berupa interupsi yang terkadang bertubi-tubi tanpa ujung pangkal.

Aduh... aku merasa telah menyia-nyiakan waktu hanya sekedar menjadi penonton orang yang lagi sidang yang sungguh tak menarik. Aku teringat tadarusanku yang tergantung di jus lima. Wah kapan khatamnya nih kalau lambat gini...?

Thursday, September 28, 2006

Aku Naif Ya?

Kadang aku bertanya, apa aku yang begitu naif, kuper dan tidak bisa menyesuaikan diri, ataukah orang lain yang sudah tidak mampu menjalani hidup tanpa sandiwara. Atau apakah memang telah menjadi hukum hidup di jakarta untuk selalu tampil parlente serta selalu rapi dan necis?

Hari ini aku mengantar seorang teman ke gerai layanan sebuah operator telepon seluler di gedung Arta Graha Sudirman. Dengan lugunya aku berangkat pakai kaos oblong dipadu celana santai dan.... sendal jepit kesayanganku sejak kuliah.

Sesampainya disana, aku menjadi merasa demikian asing dan memasuki planet yang antah-berantah. Aku menjadi pusat perhatian, meskipun tanpa komentar, orang-orang itu memandang asing kepadaku. Mungkin dimata mereka aku kelihatan kumuh dan kampungan banget.

Belum lagi ketika mereka melihat sahabat hati yang kusertai datang. Teman tersebut juga mendapat perhatian ekstra. Lihat saja dengan ghirah keislaman yang lebih kental, secara fisik janggutnya panjang, ditambah celananya cingkrang diatas mata kaki. Kami berdua betul-betul menjadi makhluk asing di tempat itu.
Apakah ini yang disinyalir nabi tetang keterasingan islam diakhir zaman? Ataukah kami saja yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan jakarta? Sungguh aku terkadang merasa sangat tidak mengenali Jakarta yang sudah kuaguli selama satu tahun terakhir.

Wednesday, September 27, 2006

Nggak Ngapa-Ngapain

Seharian aku nggak ngapa-ngapain... hanya menjalankan rutinitas shalat berjamaah di masjid. Tadarusku tergantung lagi, tak beranjak barang seayat dua ayat. Aku merasa begitu lelah. Pengennya tidur aja.

Untuk mengusir suntuk, aku sms beberapa teman. Syukur-syukur ada beberapa yang membalas dengan tausyiah yang mampu membuat puasaku bertahan sampai buka. Aku merasa ibadahku hari ini hanya menggugurkan kewajiban. Aku jadi malu.

Tapi mau bagaimana lagi? Semoga besok-besok tidak begitu lagi.

Tuesday, September 26, 2006

Puasa Kian Berat

Akhirnya tercium juga aroma darat... Alhamdulillah ya Allah, aku selamat sampai di daratan tanpa kekurangan sesuatu yang berarti. Cuma sedikit lelah secara fisik. Tapi dengan harapan untuk bertemu dengan para sahabat hati yang sudah menanti, lelah itu hilang dengan sendirinya.

Ini malam pertamaku di Jakarta... Sebagaimana tahun lalu, puasa di Jakarta membutuhkan kemampuan untuk membangun suasana yang demikian religius dalam batin yang dalam. Maklum, Jakarta sebagai kota metropolitan telah demikian kuat menggerus tradisi-tradisi religiusitas masyarakatnya.

Aku tertatih mengawal rasa rindu pada tadarus di malam sunyi. Aku merangkak untuk menjaga semangat keikhlasan ditengah serbuan gaya hidup dan tarikan prestise. Sungguh perjuang menjaga puasa menjadi lebih berat.

Beruntung aku dikelilingi oleh sahabat hati yang mengerti... Mereka adalah orang-orang yang punya hati dan nurani. Mampu mengingatkanku untuk tabah, sabar dan lebih tangguh. Ya... semoga aku menjadi pribadi yang kuat, memiliki jiwa yang tenang dan tercerahkan, serta bisa menjadi teladan umat. Amin…

Monday, September 25, 2006

Mabuk Laut dan Puasa Haru

Hari kedua perjalananku ditengah laut sedikit diwarnai dengan pusing dan mual-mual. Ditambah dengan puasa yang enggan kutinggalkan. Meskipun ada keringanan bagi musafir untuk tidak berpuasa, aku merasa sayang meninggalkan sedetikpun ramadhan ini.

Untuk mengusir rasa-rasa yang menganggu secara fisik, aku tadarusan sedikit-sedikit, tentu dengan cara baca yang tidak terlalu lancar. Maklum makrajal hurufku agak jongkok. Itu tetap kujalani dengan semangat bahwa ini semua akan dinilai pahala kalau dilakukan dengan ikhlas, tapi apa aku ikhlas ya? Aku serahkan pada Allah aja deh.

Di sela-sela tadarus aku sempat berfikir dan merasa bahwa transportasi di Indonesia, terutama kelas ekonomi di kapal laut, cenderung memperlakukan konsumen dengan hukum rimba. Siapa yang kuat, dia yang akan mendapat pelayanan memadai. Sungguh sebuah renungan yang membuat puasaku penuh dengan haru dan hampir berderai air mata. Ups...puasaku makruh nggak ya?

met puasa... maaf..maaf...maaf...

Sunday, September 24, 2006

Puasa Antara Sedih Dan Syahdu

Puasa pertama kujalani di atas KM Lambelu. Hari ini 24 September 2006 aku berangkat ke Jakarta setelah beberapa bulan berada di Makassar. Sebuah pilihan pahit memang, tapi ini semua kulakukan demi menjaga amanah.

Aku sudah berjanji untuk berada di jakarta sebelum Idul Fitri 1427 H, sementara harga tiket pesawat Makassar-Jakarta melonjak drastis mencapai titik satu jutaan.
Pilihan untuk naik kapal laut adalah pilihan paling realistis yang bisa kulakukan. Karena pilihan itu pulalah maka puasa pertama kujalani ditengah lautan.

Sungguh ada suasana yang begitu berbeda, tingkat spiritualitas penumpang kapal begitu tinggi dalam menjalankan syariah, muali dari shalat berjamaah yang jamaahnya berjubel sampai pada mereka yang tadarusan sampai di dek-dek terbuka.

Mungkin ini juga dipengaruhi karena berada di tengah lautan luas membuat manusia benar-benar menyadari bahwa tidak ada daya dan kekuatan yang bisa menyelamatkan mereka saat itu kecuali pertolongan Allah. Akupun berpikiran begitu.

Yang pasti, rasa hatiku bercampur sedih dan syahdu. Sedih karena aku harus meninggalkan keluarga besar dan sahabat-sahabatku disaat ramadahn baru mulai menapak dan syahdu karena adanya suasana yang lebih religius dihari pertama puasa tersebut.

sms menyambut ramadhan

Purnama d nisfu sya’ban prlhn brlalu,bulan pun tri2s wkt,trki2s hbis..sya’ban brlalu,rmadhan d nanti.ku mhon ijin mmungut maaf d halamanmu duhai yg diberkahi... (+62813553xxxxx)

Purnama d nisfu sya’ban prlhn brlalu,bulan pun tri2s wkt,trki2s hbis..sya’ban brlalu,rmadhan d nanti.ku mhon ijin mmungut maaf d halamanmu duhai yg diberkahi... (+62813477xxxxx)

Brhrp dibln ramdhn ini Allah akan sll membisikkan kata cinta-Nya untkku,jg untkmu&semuax.maafkn unt smua slh yg tak kusadari. Slmt mnkmati indahx puasa. (+62813392xxxxx)

Jika QALBU sePUTIH salju,jgn biarkn ia keruh.jika HATI sterang bintang jgn biarkn ia mendung,jika PIKIRAN seindh BULAN,hiasi ia dgn IMAN. MARHABAN ya RAMADHAN. (+62813554xxxxx)

Marhaban ya ramadhan...mari qt b’sama sucix hati dgn saling memaafx mnyambut bln yg suci, smog qt smua m’dpt ampunan, berkah, rahmat dan hidayahNya u kembali fitrah. Amin. (+62815243xxxxx)

Sambut Ramadhan meretas jln mnju puncak ketaqwaan. (+62852550xxxxx)

Eh k..aq cm mau ngcpin MET MEXMBT RAMADHAN Y.:-) (+62852411xxxxx)

Jika ada rasa lukai jiwa,jk ada laku menusk qalbu,jk ada lisan mengurai benci,mohon maaf setulus hati, met jelang Ramadhan nan suci smg 4JJI mrdhoi amien. (+62815243xxxxx)

Ass.maafkan sgala salahq n khilafq ke qt ka..sy sadar klo sy bnyk salah.skali lg af1 bnget kanda.maafta akn mringankn langkahq mnuju Ramadhan yg suci.. (+62852424xxxxx)

Tiada mahLuk yG lpuT dr H!L4f&s@L4h, mKa dNg mM$uQ bLN SuCi ni, sY MohN d MaafKn.. Met BrPu4$@.! MoGa dpt PreDik4T TAQWA..,AmiEn. (+62852409xxxxx)

Marhaban ya RAMADHAN.Mulut kadang b’ucap lara,hati kdg salah mnduga,tingkah kdg menoreh luka,lidah kdg merngkai dusta.Sucix hati,smoga berkah ramadhan dpt trgapai. (+62852361xxxxx)

Moga nur ramadhan menyinari hati, mencerahkan qalbu, & menerangi jalan kita. Taqabbalallahu minna waminkum wataqabbal ya karim. Amin... (+62813435xxxxx)

Maafta utk smua salahq adlh hal yg teramt brhrga bg akhratq!Tlng maafkn smua khilafq&sgl hal yg mngdirkn fitnah pd dirita’ dari shbt kecilta’ yg mnybalkn ini! (+62852429xxxxx)

Marhaban YA Ramadhan mhon maaf u/sGala ksalahn &kKhilafn Atas lisaN Yg tak Tjaga slama ini &pRIlaku YG tak bkenan dhaTI yg slamA INI slah bPRasangkA (+62852551xxxxx)

Friday, September 22, 2006

Marhaban Ya.. Ramadhan

Aforisme-aforismeku

Kalaupun kau berhasil mengetahui semesta rahasiaku, itu belumlah cukup untuk menyempurnakan imajinasimu tentang aku (03/04/04)

Katika kau mengungkap seluruh rahasia hatimu dank au singkap selubung kalbumu, aku makin merasa silau dalam menatap wajahmu karena hati dan kalbumu berpendar menjadi cahaya (04/04/04)

Terbukalah, biarkan semua tersingkap karena yakinlah, semesta sangat mengerti apa yang harus terbuka dan apa yang pantas terhijab (05/04/04)

Lakukan sesuatu karena sesuatu itu memuaskanmu. Tujuanmu adalah kepuasan dan sukses hanyalah efek (17/04/04)

Pintaku padamu, bawalah daku kesebuah dunia. Dimana imajinasi menjadi lautan, mimpi menjadi daratan, khayalan menjadi angkasa, dan kita hanyalah gumpalan igauan (20/04/04)

Adakah sakit yang lebih pedih dibanding luka yang ditorehkan oleh kehidupan? (26/04/04)

Wajah adalah cermin kepribadian, dengan menatap wajah seseorang, maka akan terbacalah kepibadiannya. Namun ini tidak mutlak tentu saja. (01/02/05)

Kesendirian tidak selalu berarti kesunyian. Justru dalam kesendirianlah seseorang akan mendengar bisingnya suara dari kedalaman hati dan relung jiwa (02/02/05)

Ada kalanya rasa hati perlu disembunyikan, ini bukan karena kepengecutan diri. Hal ini dilakukan dengan alasan mencoba realistis melihat kapasitas diri (03/02/05)

Orang mengambil pilihan tentu punya alasan. Tapi orang yang mengambil pilihan sikap karena pengaruh orang lain, bukanlah hal yang baik. Dia tidak merdeka tentunya (04/02/05)

Kenangan adalah lipatan memori-waktu yang terpatri di lembarlembar jiwa, kadang berisi duka lara, kadang canda tawa. Dengan kenangan, kau bisa hidup dua kali (05/02/05)

Kesehatan adalah harta yang begitu mahal. Tentulah dia semahal seorang sahabat. Bila kau sakit, duniamu menjadi kelam (06/02/05)

Ketika sakit menggerogoti kesehatanmu, kau tentu butuh seorang yang menemani apakah teman, sahabat, atau kekasih (istri)? (07/02/05)

Rindu adalah batu, endapan kalbu haru. Rindu adalah pilu, rintihan hati sendu. Apapun rindu itu, aku tetap merinduimu (08/02/05)

Ternyata, segudang mimpi ndah tidak mampu menghapus jejakjejak realitas, sekecil dan sehalus apapun itu. Kecuali kau menjalani hidup dngan tidur yang lelap. (31/05/05)

Thursday, September 21, 2006

Do’a pagi hari

Saban hari aku melafadz doa:

Ya... Allah,
Kalau memang dia jodohku
Berikan rahmatMu kepada kami
Agar kuat untuk segera melaksanakan sunnah rasulMu

Ya... Allah,
Bila dia bukan jodohku
Berkan rahmatMu kepada kami
Untuk mengakhiri semuannya dengan indah

Jadikan kami saudara di jalanMu
Dan berikan kepada kami pasangan
Yang terbaik dari sisiMu

Wednesday, September 20, 2006

Hati yang Sedih

Ketika kebahagiaan karena pernikahan seorang teman belum lepas dari labirin hati dan aku masih ingin menikmatinya lebih lama, tiba-tiba seorang sahabat (Muh. Ali Hamzar) mengabarkan tentang kesedihan yang mendera hatinya yang lembut. Ayah yang dicintainya meninggalkan dunia setelah sakit beberapa hari.

Aku jadi merenung sejenak betapa Allah begitu cepat membolak-balikkan hatiku. Seharian aku dilipur bahagia dan canda tawa, dalam sekejap aku didera kesedihan yang mendalam dimalam harinya.

Sungguh ya Allah kau memperlihatkan kekuasaan dan kekuatanMu. Aku tak mampu berkelit dari semua apa yang telah kau suratkan daam takdirMu. Engkaulah pemilik kehidupan dan kematian, kebahagiaan dan kesedihan.

Tuesday, September 19, 2006

Kebahagiaan Imani

Temanku (Arief Gunawan SR. dengan Nuriani) menikah hari ini. Aku terharu dan merasa bahagia, sungguh besar karuniaMu ya Allah. Yang paling membuatku bahagia adalah keberaniannya untuk menolak kehendak orangtuanya untuk melangsungkan pernikahannya dengan prosesi adat dan tradisi lokal. Dia memilih melangsungkan pernikahannya dengan proses islami yang begitu sederhana.

Acaranya hanya berisi beberapa rangkaian sederhana yang dimulai dengan prosesi akad nikah, ijab kabul lalu khutbah nikah dan diakhiri acara makan siang dengan menikmati hidangan ala kadarnya yang dihidangkan oleh para ikhwah di sebuah padepokan.

Memang tidak mudah untuk melakukan itu semua ditengah masyarakat yang semakin konsumeris dan hedonis. Namun dengan kekuatan iman akan indahnya perintah Allah dan manisnya sunnah rasulullah, temanku tetap menempuh jalan yang pada awalnya cukup ditentang oleh sebagian keluarga besarnya.

Pada akhirnya semua bisa terlaksana sebagaimana dengan yang diharapkan. Alhamdulillah, syukur padamu ya Allah...

Saturday, September 16, 2006

Menyambut tamu agung

Beberapa hari terakhir aku mencoba merenungi diri dalam menyongsog ramadhan. Aku takut, apakah aku pantas memasuki bulan suci ini dengan wajah yang penuh dengan bopeng dan berlumuran nista dan dosa.

Aku ditemani dengan setia oleh lantunan Rafli yang melantunkan do’a yang ditulis oleh Rabiah Al Adawiyah dengan begitu menyentuh kalbu. Hatiku tergetar mendengar suaranya yang khas aceh... berikut petikan syairnya :

Tuhan, apapun karuniaMu
Untukku di dunia
Hibahkan pada musuh-musuhMu

Dan apapun karuniaMu
Untukku diakhirat
Persembahkan pada sahabat-sahabatMu

Oh bagiku cukuplah Engkau
Oh bagiku cukuplah Engkau

Bila sujudku padaMu
Karena takut neraka
Bakar aku dengan apinya

Bila sujudku padaMu
Karena damba surga
Tutup untukku surga itu

Namun bila sujudku
demi Kau semata
Jangan palingkan wajahMu

Aku rindu menatap keindahanMu
Aku rindu menatap keindahanMu

Friday, September 15, 2006

manifesto abu-abu

abu-abu, warna kelabu
namun tak selalu sendu
budaya adalah ruang abu-abu

yang penuh dengan keriangan
dan kegembiraan
meskipun juga tak kosong
dari nestapa dan derita

abu-abu ruang tersamar
dan disamarkan
namun nyata dan
dinyatakan hadirnya

titik menjadi nyata
dalam sebuah garis

garis menjadi nyata
dalam sebuah bidang

bidang menjadi nyata
dalam sebuah ruang

semua menjadi nyata
diantara hitam-putih
dalam sebuah abu-abu

Wednesday, September 13, 2006

Mengimpaskan rindu

Selama tiga hari ini aku berada di kampung, ngumpul dengan orangtua dan saudara. Sungguh sebuah momen yang jarang aku alami. Aku merasa begitu rindu dengan mereka, orang-orang yang telah begitu setia menjadikanku tetap menjadikanku sebagai bagian dari dirinya.

Harus aku akui, aku termasuk jarang bertemu dengan orangtua, nenek dan adik-adikku. Padahal mereka begitu baik terhadapku, aku merasa belum maksimal membalas cinta tulus mereka.

Seorang sahabat hati menasehatkan pentingnya membalas cinta mereka dengan sepadan. Restu orangtua adalah kunci utama kebahagiaan seorang anak menurutnya...aku begitu terharu bahkan sampai menangis (cengeng ya) ketika kalimat itu diucapkannya disuatu malam yang lengang.

Sejak malam itu, kusadari kelalaianku untuk mengimpaskan rindu.

Tuesday, September 12, 2006

Membiakkan dendam

Hari ini, manusia dari hampir seluruh penjuru dunia kembali diingatkan dengan sebuah peristiwa spetakuler, runtuhnya gedung kembar WTC di New York, USA. Peringatan terhadap kejadian ini disiarkan oleh hampir semua media massa dan membuat jutaan umat manusia di dunia mengalami histeria.

Satu hal yang patut dicatat dari peringatan ini adalah bahwa selama peristiwa ini dikenang dan di ingat-ingat, maka selama itu pula dendam telah dipupuk dan menjadi tanaman yang begitu subur disanubari. Ya...kekerasan harus dibalas dengan kekerasan. Yang celakanya adalah, karena dari peristiwa ini, umat Islam dunia menjadi tertuduh utama dalam kasus ini, mereka jadi terdakwa tanpa sebuah pengadilan dan ini terjadi di seluruh penjuru dunia.

Sungguh, peringatan kejadian ini membuka mata kita untuk melihat bahwa dunia kita sekarang dinafasi oleh semangat untuk membalas dan melampiaskan dendam kepada sesama manusia atas nama membangun demokrasi, menegakkan ham dan menangkap pelaku teror. Tapi bukankah tumpukan dendam itu menjadi teroro mental paling mematikan abad ini?

Monday, September 11, 2006

qays dan layla

selama ini aku terkenal cuek dan tidak pedulian terhadap diri sendiri. tapi lain halnya ketika berhadapan dengannya, ya...dengannya. dia seorang perempuan yang rasarasanya memilki aura luar biasa. tak ada perempuan lain yang berhasil menarik perhatianku sebesar ini, selain ibuku tentunya.

namun yang lucu karena aku merasa bagitu lain dari biasanya kalau berhubungan dengannya, ada apa ya? kalau lama tak bertemu, aku selalu bertanya dalam hati tentang kabar dan keadaannya. tapi aku tidak berani menelepon atau sekedar sms untuk menanyakan itu. giliran kami bertemu, lebih parah lagi, aku tidak bisa mengucap sepatah kata meski hanya sekedar bertanya.

padahal aku terkenal sebagai seorang yang memiliki daya assertivitas yang cukup tinggi. tapi bila dengannya, semua kepercayaan diri itu luluh, lututku terasa bergetar, tengkukku berkeringat dan aku menjadi grogi.aku ngeri dengan diriku sendiri.

kala bertemu dengannya, aku akan berpurapura cuek dan berbuat seolah tak ada apaapa, padahal dalam hati bergemuruh. aku terlalu khawatir kalau orang lain tahu, padahal ini bukanlah hal yang salah kan? dan juga ini diluar kontrol sadarku, dia begitu saja hadir dan mengganggu stabilitas emosiku.

aku jadi teringat dengan kisah qays dan layla yang ditulis oleh syeikh nizamy. ketika jarak terentang dan mereka hanya bisa bertukar salam lewat angin gurun, mereka mampu merangkai kalimat seindah madah. namun bila jarak membuat mereka bisa berdiri bersisiaan dalam sebuah taman bunga yang indah, katakata itu menguap dan mereka hanya bisa terdiam, seakan berharap waktu terhenti dan kebersamaan itu abadi.

aku telah menjadi kisah qays dan dia menjelma layla. tapi aku berharap semoga akhir kisahku tidak seperti kisah qays dan layla. aku ingin akhir yang bhagia, dibawah restu ilahi.........

Saturday, September 09, 2006

menjadi pemimpin

memang setiap orang terlahir dengan potensialitas untuk menjadi pemimpin, namun dalam realitasnya, hanya ada segelintir orang yang benar-benar menjadi pemimpin. seringkali ada orang yang merasa bahwa dia berhak menjadi pemimpin, tapi nyatanya sepanjang hidupna, dia tidak pernah jadi pemimpin, bahkan memimpin dirinya sekalipun. olehnya itu, kepemimpinan menjadi sesuatu yang begitu penting untuk dipelajari dan dikembangkan.

seorang teman pernah berkata bahwa seorang pemimpin yang baik terlahir dari pengalaman menjadi bawahan. saat dia menjadi baahan, dia mampu menghayati dan memahami apa yang dipahami oleh orangorang yang dipimpin dan dia juga menyadari seperti apa efek dari tindaktanduk dan perilaku sang pemimpin terhadap bawahannya. dari situlah dia akan belajar tentang nilai kepemimpinan yang baik.

secara mendasar, setidaknya ada empat hal yang bisa membuat potensi kepemimpinan seseorang menjadi aktual, pertama, kesadaran diri (self awareness), seorang pemimpin haruslah orangorang yang mengenal dirinya, setelah itu mengatur dan memimpinnya. untuk memimpin masyarakat mansuia, belajarlah emimpin diri sendiri. siapa yang akan mengikutimu kalau dirimu sendiri tidak bisa kau pimpin.

kedua, sikap positif dan cinta (love), setelah membangun kesadaran akan diri, menjadi penting untuk bersikap positif dan mencintai diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. jangan pernah menolak dirimu sendiri. siapa yang akan menerimamu dengan positif kalau kau sendiri sudah menolak dirimu lebih dahulu. orang lain akan memperlakukanmu sesuai dengan kau memperlakukan dirimu sendiri.

ketiga, inovatif (inovative), seorang pemimpin penting untuk melakukan inovasi. dengan kemampuannya ini, orang lain akan melihat sejauh mana kemampuanmu untuk membat visi masa depan. pemimpin yang baik harus bsa memberikan arah pada orangorang yang dipimpinnya melalui visi yang jelas dan futuristik. untuk itu kemampuan melahirkan inovasiinovasi baru dengan kekatan imajinasi mutlak diperlukan.

terakhir, optimalisasi usaha (heroisme), tidak boleh menyerah untu terus membangun masa depan. jiwa kepahlawanan dan kerelaan untuk berkorban mutlak diperlukan. seorang pemimpin adalah seorang yang siap megorbankan diri untuk orang yang dipimpinnya. mulailah hal tersebut dengan belajar berkorban jadi diri sendiri dan menjadi pahlawan bagi orang lain.

Thursday, September 07, 2006

memilih untuk kontemplasi

ada sebagian manusia yang menganggap bahwa hidup kita membutuhkan penguatan pada sisisisi spiritualitasnya. olehnya itu, terkadang kita diminta untuk sekalikali mekukan kontemplasi untuk mengisi sisi spiritualitas kemanusiaan kita.

untuk menfasilitasi proses kontemplasi itu, manusia kemudian mengembangkan berbagai macam metode, jalan, atau tarekat. ada yang bersumber dari ajaran agama tertentu, ada pula yan murni hanya ajaran spiritual yang diajarkan oleh para guru dari beragam sekte meditasi dan pertapaan.

namun terkadang ketika manusia menempuh jalan kontemplasi ini, mereka cenderung membenci kehidupan yang bersifat duniawi dan materi. mereka tenggelam dalam tapa, meditasi, uzlah dan apapun nama praktek yang menjauhi kemewahan dan kehidupan dunia.

bukankah tindakan ini merupakan sebuah wajah ekstrimitas pilihan hidup dengan dalih untukmengisi kekosongan ruang spiritual dari jiwa manusia akibat putaran roda kehidupan yang melulu memburu harta dan kemewahan. ini sama saja melawan ekstrimitas dengan ekstrimitas yang lain.

disamping itu, bila kita dituntut untuk melakukan uzlah, apakah ini tidak akan membuat dunia dan kehidupan anusia menjadi jumud? manusia kemudian lebih suka menikmati pengalaman spiritual yang bersifat langitan dan tidak peduli lagi dengan halhal yang bersifat aksi ril. ini berbeda jauh dari ungkapan iqbal, “tindakan adalah bentuk kontemplasi yang tertinggi”.

sepertinya manusia yang melakukan uzlah adalah manusia yang lari dari realitas dan tantangan hidup yang sesungguhnya. dengan bersembunyi dibalik kedok ketenangan dan kedamaian batin, mereka denganmudahnya berkelit untuk tidak berusaha menyelesaikan rintangan hidup yang dialaminya. padahal, “hidup tanpa rintangan bukanlah hidup sejati, orang harus hidup dengan api dibawah kakinya”, demikian iqbal.

Monday, September 04, 2006

manusia yang meng-ilahi

benarlah kata allah dalam alquran bahwa manusia adalah makhluk yang sombong, bahkan teramat sombong. mereka merasa mampu untuk melakukan segalanya tanpa bantuan orang lain. bahkan ada yang dengan kesombongannya yang setinggi langit, menafikan kehadiran dan partisipasi tuhan dalam hidupnya.

mereka dengan penuh kepongahan berjalan dimuka bumi dengan membusungkan dada seolah-olah semua ada dalam kekuasaannya. ketika kekayaan, jabatan, dan prestasi tinggi menghampirinya, maka penghormatannya kepada tuhan serta penghargaannya terhadap sesamanya manusia dia kesampingkan.

padahal seringkali ketika mereka dirundung putus asa dan kegagalan, tak jarang mereka menempatkan tuhan jadi kambing hitam. belum lagi bila mereka dilanda bencana dan derita…mereka baru mengingat tuhan sebagai juru selamat.

kesombongan telah membuatnya begitu pelupa dan tak peduli dengan tuhannya. optimisme hidupnya dibangun diatas kesombongan yang sesungguhnya rapuh dan merupakan pondasi dunia yang semu.

thomas aquinas jauh hari mengingatkat, “tak ada manusia yang mampu sendirian menangkap kebaikan luhur dari kehidupan abadi; ia perlu bantuan ilahi, kehidupan abadi kemana kita berharap, dan bantuan ilahi dengan apa kita berharap”.

dengan begitu banyak peringatan yang kita temui dalam hidup ini, sudah selayaknya manusia menyadari bahwa pengakuan kita akan peran tuhan dalam prestasiprestasi hidup yang kita nikmati, bukannya membuat kita hina dan lemah, justru, pengakuan kita itu akan membuat prestasiprestasi hidup itu lebih sakral dan bermakna, dan kita menjadi manusia yang lebih mulia, bahkan meng-ilahi…

Saturday, September 02, 2006

jatuh cinta

jatuh cinta, siapapun pasti pernah merasakannya. tapi yang pasti, jatuh cinta itu bikin bahagia. namun tidak berhenti di situ saja, cinta bisa membikin perasaan tidak karuan, orang yang jatuh cinta jadi aneh, tiba-tiba tidak menjadi diri sendiri.

suasana hati tidak keruan, tindakannya serba salah, semua karena cinta. apakah itu semua patut untuk disalahkan? tentu saja tidak, karena tarikan cinta yang paling kuat adalah saat dimana seorang pecinta berusaha untuk menjadi identik dengan yang dicintainya, sehingga dia akan menjadi kehilangan diri sendiri.

standar penilaian seorang pecinta terhadap benar-salah, baik-buruk, dan indah-jeleknya sesuatu, tidak lagi ditentukan oleh kesadaran dirinya, tapi ditentukan oleh objek cintanya. dalam kondisi seperti ini, standarisasi logis, etis dan estetisnya sesuatu menjadi relatif, serelatif objek cinta dari para pecinta.

ada orang yang mencintai anjing, kucing, anak, istri, teman, rumah, mobil dan sebagainya. dan parahnya lagi, semua ekspresi cinta ini tidak dilakukan dalam bingkai universalitas cinta yang hakiki. sehingga dengan alasan cinta, para pecinta anjing akan bertolak belakang dengan pecinta kucing dan sebagainya.

nah apakah cinta partikular seperti ini dapat dikatakan cinta? tentu tidak, karena cinta hakiki identik dengan kedamaian, harmonitas dan keselarasan. tapi ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh mencintai hal-hal partikular, namun hendaknya cinta partikular itu dilaksanakan dalam bingkai cinta universal.

pertanyaannya kemudian, cinta universal itu seperti apa? cinta universal itu adalah cinta yang objek cintanya adalah ruh universal segala keberadaan, yaitu tuhan. lalu bagaimana cara kita mencintai tuhan yang “nggak level” dengan kita? nah justru karena itulah kita cinta tuhan. sebagaimana dikatakan rabiah al adawijah, aku mencintai-mu dengan dua cinta. cinta rindu dan cinta karena engkau patut dicinta

cinta karena rindu maksudnya bahwa karena dia nggak level dengan kita maka kita merindukan-nya, ingin bertemu, dekat, mengadu dan menyatu. sementara cinta karena engkau patut untuk dicinta, maksudnya bahwa telah menjadi fitrah manusia untuk mencintai sesuatu yang lebih dibanding dirinya. nah siapakah yang lebih dibanding dirinya selain dia?

apabila cinta universal ini kita lakukan, maka cinta partikular kita tidak akan menimbulkan kontradiksi, disharmonitas dan chaos, karena cinta partikular kita bekerja dalam satu patron cinta universal.

mari kita mencintai anjing, anak, istri, teman, rumah, mobil, sepatu dan sebagainya, dalam rangka cinta kita kepada allah, dan yakinlah bahwa kesalahan dalam mencinta akan dimaklumi sebagaimana dikatakan jalaluddin rumi, “kesalahan seorang pecinta lebih baik daripada seribu kebenaran

jika seorang pecinta itu salah mengungkapkan cintanya,
ia tidaklah salah;
meskipun meneteskan darah

--jalaluddin rumi--