Wednesday, May 31, 2006

meNguRus KemAnaKan

dari pagi aku dirumah terus, aku dapat tugas khusus untuk menjaga kemanakanku yang berusia sekitar dua tahun. namanya ahmad hidayat.

sering aku merasa lucu sendiri ketika menjaganya, soalnya aku agak kikuk kalau memanggilnya “nak”, aku masih terbiasa untuk memanggil “adik” pada anak kecil disekelilingku. tapi ahmad ini anak yang dari adik perempuanku. ibunya saja masih kuliah. justru karena hari ibunya harus ujian proposal skripsi, terpaksa aku bertugas menjaga anaknya, soalnya suaminya juga harus ngajar.

kebayang gak sih betapa ribetnya ngurusin balita. mana cerewetnya minta ampun, nanya ini-itu, minta diberikan susu, ditemani nonton “spongebob dan dora”, uh... sebel banget. tapi kadang juga ada lucunya, bikin geli dan aku tertawa terbahak dibuatnya.

desela-sela ngurus si ahmad, terbayang deh gimana kalau seandainya aku menikah nanti? betapa repotnya ngurus balita. ups... tapi ini bukan berarti aku tidak akan menikah loh... nikah? siapa takut!?? setidaknya aku sudah belajar untuk mengucapkan “ayo nak! kau pasti bisa melakukannya!” atau “bagus, nak, pertahankan terus”.

aku sudah pantas kan jadi bapak? he.. he... he....

Tuesday, May 30, 2006

yOu bE yoU

ini hari senin, aku tidak puasa sunah lagi hari ini. entah kenapa kebiasaan ini makin sering aku lalaikan. padahal aku pikir tak ada ruginya, juga tak berpengaruh padaku secara fisik. puasa sunah senin-kamis atau tdak, aku tetap kurus kok. emang sudah dari sononya begini.

bahkan aku sudah mulai lupa kalau aku dulu pernah secara rutin puasa sunah tiap senin-kamis. aku teringat lagi pada kebiasaan ini karena sms seorang teman yang mengingatkan tentang “buka puasa”. aku jadi malu pada diri sendiri. semoga minggu depan aku bisa mulai lagi.

memang harus aku mulai lagi... ini adalah pilihanku. “kita harus menjadi perubahan yang ingin kita lihat di dunia”, demikian ungkap mahatma gandhi. aku tidak boleh menunggu orang lain yang melakukannya untukku, karena itu merupakan sesuatu yang impossible. aku akan mewujudkan perubahan yang ingin aku wujudkan. slogan zaman kita saat ini menurut jonas ridderstrile dan kjell nordstrom adalah UBU-you be you (jadilah diri anda sendiri).

Monday, May 29, 2006

gEmpA haNya Di tEve

hari ini, televisi kita diguncang gempa, gempa yang begitu dahsyat. meluluhlantakkan rumah, bangunan pemerintah, tempat ibadah dan menelan ribuan korban jiwa di jogjakarta dan sekitarnya. menurut televisi, bantuan berdatangan, kepanikan melanda, teriakan histeris berbaur dengan ucapan belasungkawa dan selingan iklan.

apa benar gempa terjadi? –mohon beribu maaf buat para korban dimanapun anda beradaBaudrillard mengajariku menjawab “TIDAK!!!”, gempa tak pernah benar-benar terjadi di jogja dan sekitarnya, gempa hanya terjadi di layar-layar televisi kita. Semua hanya akting yang pantas dijadikan tontonan dan disajikan buat pemirsa. Ini dunia simulakra bung! Semua hanya realitas hyper!!

ketika menyaksikan kejadian tersebut dilayar televisi, nenek saya yang tamat sekolah rakyat saja tidak, tiba-tiba nyeletuk dengan bahasa bugis, “agaro diaseng gempa di? de’ sedding gaga riolo (gempa itu apasih, rasanya dulu tak pernah ada gempa)”, dengan muka polos dia terus menatap layar televisi.

ibuku menimpali, “riolo mupa naengka gempa, cuma riolo de’gaga talavisi, jadi de’ nengka riengkalingai kajajiang, (gempa itu sudah ada sejak dulu, cuma dulu belum da televisi, jadi kita tidak tahu)”. Sehabis bicara, ibuku minta agar chanel televisi dipindah ke acara lain dengan alasan ngeri melihat tayangan gempa. tapi karena semua chanel menyiarkan suguhan yang sama, meski dengan resep dan bumbu yang berbeda, akhirnya ibuku pergi.

gempa masih terus mengguncang, sudah seharian penuh sejak dari kemarin subuh. bukan jogja dan sekitarnya lagi yang diguncang, tapi jiwa dan mental para penonton. dengar saja komentar ayah saya yang guru madrasah, terkesan sedikit religius (atau malah mistis?), “ini akibat orang jogja mulai lupa pada ratu laut selatan dan hanya peduli dengan penjaga merapi, nyi roro kidul marah!”. adikku yang lepsan pesantren menambahkan, “kita harus mendekatkan diri pada allah, agar terhindar dari bencana seperti ini”.

lihatlah!!! gempa itu benar-benar mengguncang jiwa dan mental kita, mental keluargaku, mental para penonton yang secara geografis sangat jauh dari jogja. kita semua menjadi psikopat, menderita kerakutan yang berlebihan. Inilah hyperreality itu...!!! realitas semu yang dikonstruksi oleh simulasi tontonan melalui televisi.

masih mau bukti? paska tsunami aceh desember 2004, hampir semua orang dihantui oleh bencana aneh yang bernama tsunami itu. ketika sekitar april 2005 terjadi gempa di palu-sulawesi tengah, orang-orang pada lari ke gunung bahkan nginap sampai berhari-hari hanya karena takut pada tsunami. begitupun dengan gempa jogja ini, penduduk parangtritis-bantul dihantui oleh isu yang sama. tsunami bukan lagi realitas dalam konteks ruang dan waktu tertentu, dia telah bermetamorfosis menjadi hyperreality dikepala kita semua.

terlepas dari apa komentar anda tentang gempa di jogja dan sekitarnya, bagi saya, --mengikuti fatwa imam mujtahid jean baudrillard— gempa yang sesungguhnya terjadi di layar-layar televisi kita. guncangan dan getarannya bukan di mana-mana, melainkan di jiwa dan mental kita yang kian psikopat. saya jadi teringat mbah sokrates yang pernah mengatakan, “saya tidak tahu apa-apa selain ketololan saya sendiri”.

Sunday, May 28, 2006

gEmpA dI jOGja

maaf, berita tentangmu tak mampu mengetuk nuraniku.

aku tak bisa terhau dan tersedu

malah, berita tentangmu membuatku takut

takut pada keselamatan diriku sendiri

aku hanya mampu berfikir tentangKU dan bukan tentangMU

Saturday, May 27, 2006

keBebaSan Dan ProFesI

lama juga aku tidak menulis, bukan apa-apa sih. aku cuma bete aja dengan monitor, rasanya monitor itu menyedot semua energiku kalau aku lagi duduk di depannya. makanya aku menghindari monitor.

belum lagi beberapa hari ini aku ada di kampong … ceritanya sih aku lagi pulkam. kepulanganku pas dengan musim tanam padi, jadinya aku mengulang aktivitas keseharian saya dulu bergelut dengan lumpur di sawah, he... he... seru juga, ketemu kembali dengan teman sepermainan waktu dulu sambil menanam padi.

mereka sudah pada berkeluarga dan sebagian besar jadi petani, sepertinya mereka bahagia dengan kehidupan ini. aku yang sejak kuliah sampai sekarang sudah 9 tahun lewat, pas turun ke sawah lagi rasanya begitu asing. bahkan beberapa kulit di tubuhku terbakar matahari, menghitam lalu melepuh.

aku merasa mereka itu begitu bebas dan merdeka menjalani hidup. tak ada yang mengatur kapan mereka mau ke sawah, kapan mereka berleha-leha di rumah. jam kerja tidak ditentukan, bisa seharian penuh, bisa pula hanya sekedar menyusur seputar pematang sawah, lantas pulang. sungguh beda denganku, kerjaan belum jelas, tapi rasanya waktu senantiasa memaksaku untuk berlari.

mereka begitu percaya diri dan mempunyai harga diri yang tinggi, meskipun hanya berprofesi sebagai petani di desa terpencil. mereka tak peduli dengan pandangan sebagian orang yang memandang petani sebagai pekerjaan pinggiran, orang kecil dan tak layak dijadikan profesi.

aku yakin mereka pasti tak mengenal eleanor roosevelt yang mengungkapkan “tak ada orang yang dapat membuat anda merasa rendah diri tanpa seizin anda”. aku juga yakin mereka tak pernah mendengar mahatma gandhi mengatakan “tak ada orang yang dapat merenggut harga diri kita, kecuali jika kita menyerahkannya kepada mereka”.

tapi yang aku herankan, apa yang mereka praktekkan dan lakonkan dalam hidup ini, sepenuhnya sesuai dengan ajaran roosevelt dan ujaran gandhi. sementara aku? aku yang hampir tiap hari membaca dan mendengarkan kebijakan dan kebajikan mereka... belum mampu mengamalkan sepenuhnya. nampaknya kebijaksanaan memang bukan untuk dibaca dan didengarkan, melainkan dilaksanakan. bagaimana dengan anda?

Monday, May 22, 2006

iStaNa suNyi

aku kembali merasa sunyi. padahal di sekretariat sedang ramai nih. semalam malah aku ikut mangkal di kalibata, tapi rasa sunyi ini enggan beranjak pergi. aku sudah coba untuk ikut ribut dengan teman-teman yang lain, tapi tetap saja aku merasa hambar.

apa memang kesunyian adalah sebuah ruang? kalau bukan, kenapa aku bisa bersemayam disana. tapi kalau dia adalah ruang lalu dima dindingnya? apa ada pintu dan jendelanya? sebab rasanya, kesunyian ini seperti kotak. kotak yang persegi dimana semua sudutnya setali tiga uang. tak ada yang jelas arah, mana utara, mana selatan.

dalam kotak kita akan merasa linglung. tersekat dalam bayangan sendiri, tak ada tuju yang pasti. mungkin inilah hakekat istana sunyi, tak ada suara, tak ada bunyi. disini hanya ada keheningan yang hampa, tapi terasa mampat dan pekat. aku merasa linglung, bingung! tapi inilah kerajaanku, aku bertahta disini.

Thursday, May 18, 2006

MenGhaDapi kEhiLanGan

kadang kita merasa bahwa kita berani menghadapi apapun. tapi nyatanya tidak ada satupun orang yang benar-benar berani menghadapi kenyataan bahwa dia kehilangan. kehilangan apapun itu! baik kehilangan barang-barang berharga atau kehilangan kesempatan dalam hidup.

tapi meskipun begitu, memang banyak manusia yang bersifat munafik dan enggan memperlihatkan bahwa dia sakit akibat kehilangan. mereka berpurapura tegar dan kuat, tak ada iar mata yang menetes, tak ada mendung yang menggantung dipelupuk, senyum tetap tersungging, dan tawa tetap tergerai.

apasih sulitnya mengakui bahwa kita memang sakit? apakah harga diri kita akan berkurang atau malah hilang karena kita menangis dan tersedu? nyatanya semua orang mengalami sedih karena kehilangan. lalu buat apa kita mempraktekkan munafik berjama’ah?

sudah saatnya kita berani menghadapi kenyataan dengan kejujuran pada diri sendiri bahwa kehilangan adalah sesuatu yang lumrah dan tak perlu ditakuti. sedih karena kehilangan bukan berarti kita takut melainkan menunjukkan bahwa kita tetap manusia yang masih punya rasa.

toh pada akhirnya keberaaan kita sebagai manusia akan berakhir ditangan kehilangan. kita akan berhenti sebagai manusia saat kita kehilangan kehidupan, alias MATI. tidaklah layak kita menerima kehilangan itu dengan kepurapuraan dan kemunafikan. apa kehilangan kehidupan dapat kita hadapi dengan berpurapura tetap sebagai manusia yang hidup?

Sunday, May 14, 2006

keGilaAn-KewARasAn

dunia yang semakin tua, juga menjadi semakin sulit difahami. segala hal yang selama ini dikenal sebagai GILA, sekarang menjadi WARAS. begitupun sebaliknya, setiap yang berbau WARAS hari kemarin menjadi keGILAan pada hari ini. jangankan itu, batasan antara GILA dan WARAS menjadi kian tak jelas sehingga mana yang WARAS dan mana yang GILA menjadi menjadi kabur, melebur dan melabur.

atau janganjangan tulisan ini juga berada dalam limit itu, sebuah limit ketidakpastian dan ketidakjelasan. aku mencoba menulis sebagai komentar atas keGILAan dunia yang kucandra, tapi sesungguhnya akalku yang GILAlah yang tak mampu memahami model keWARASan dunia hari ini. bisa saja demikianlah adanya kan?

lalu kalau aku diam saja menghadapi kenyataan ini dan berbuat sesukahati tanpa peduli dan ambil pusing dengan apa yang terjadi, apa aku tidak pantas disebut GILA? tapi kalau aku berusaha mengurusi dan mengomentari arus sejarah kehidupan ditengah manusia yang kian tak peduli dengan berbagai hal tersebut apa aku masih pantas disebut WARAS?

betulbetul aku menjadi seperti makin GILA saja. Nah loh, aku tahu sekarang aku GILA atau WARAS dari mana? janganjangan klaim bahwa aku masih WARAS adalah sebentuk upayaku menyembunyikan keGILAanku yang sunguh akut? tentu prinsip yang aku gunakan untuk memproklamirkan bahwa aku masih WARAS adalah akal sehatku. tapi apakah akal sehat itu? apakah dia bukan sebentuk keGILAan juga? segepok nafsu dan sebongkah hasrat untuk dikenal sebagai keWARASan telah memuat akal sehatku menjadi sakit. kalau sudah demikian, itu artinya sama saja dengan GILA kan?

waras-gila-waras-gila-waras-gila-waras-gila-
waras-gila-waras-gila-waras-gila-waras-gila-
waras-gila-waras-gila-waras-gila-waras-gila-
waras-gila-waras-gila. . .

apa perbedaan ini masih penting ditengah dunia yang tak pasti dan tak jelas begini?

Friday, May 12, 2006

es-em-es GuellaaaaPh!!!

Sudah dua hari ini aKu dipusingkan oleh masalah eSeMeS. Ada nomor AsinG yang masuk ke nomorku, tapi dari kata-katanya, diA sepertinya tahu betul tentang Aku bahkan diaakU sepertinya terus saja memata-matai . Nampaknya kehadiran telepon seluler untuk makin memPRIVATisasi proses dan muatan komunikasi terancam gaGaL. Malah kehadiran telepon seluler membuat komunikasi menjadi lebih global dan mengPUBLIK.

Dari sisi ini, kebijakan menkominfo untuk meReGistRasi semua nomor telepon seluler mendapatkan argumentasi yang kuat. Karena dengan adanya registrasi ini, kita dapat menghindari penelepon atau pengEsEmEs gelap seperti ini karena ototmatis kita bisa melacak siapa pemilik nomor tersebut. Tapi di sisi yang lain, kebijakan ini justru malah makin men deGRadaSi nuansa privat dari komunikasi yang seharusnya bisa dihadirkan oleh telepon seluler.

Bila sudah seperti ini, apa yang harus kulakukan? AKU tidak sepakat dengan registrasi seluler itu, tapi aku juga merasa terganggu dan merasa di teROr oleh penelepon dan pengSMS gelap. Tapi bila dilakukan pendaftaran, wah aku otomatis terdaftar juga donG, dan jika demikian aku juga tidak bisa menelepon dan mengsms orang tanpa harus menunjukkan identitas dong. nAh LOh.

aku betul-betul pusing, es-em-es gelap itu telah mengacaukan segalanya. Dia seperti terus mengekor padaku. Aku mau ganti nomor, aku akan kesulitan lagi untuk soSiaLisaSi ke teman-teman, kalau bertahan dengan nomor ini, aku harus siap untuk terus dihaNTui olehnya. Uh… eSeMeS hantu. Bangsat kAu!!!

Wednesday, May 10, 2006

inGat rUMah

teringat rUMah, diamnya bApaK, omelan IBU, nasehat nEnEK, rajukan aDik2. maaf aku menjadi sangat cenGenG. apa aku harus jadi wAniTa untuk tersEDu? apa ada larangan LelaKi untuk beraiRMatA?

Tuesday, May 09, 2006

kEhiLanGan imAjiNasI

pernah merasa kehilangan imajinasi? oh . . . semoga kalian tak pernah mengalaminya sungguh sakit!!! nggak bisa ngapa-ngapain puisi, cerpen, atau artikel tak mampu kubuat kepalaku hanya berisi setumpuk sumpah-sumpah.

daya khayalku menguap entah kemana, tak ada yang tersisa. ruang otakku rasanya hampa, tak berisi apa-apa walau hanya seonggok noda. tiada yang tersisa, semua lenyap, sirna, musnah

kucari imajinasiku di sudut beranda, di laci meja, di kolong lemari, di bawah tempat tidur. tak ada.

atau di folder-folder komputer, file-file yang bertumpuk, fitur-fitur handphone. tak ada.

tunggu . . .
aku melihatnya
di . . . di . . . di dunia maya
ya . . . imajinasiku disabot internet