Saturday, June 11, 2011

Belajar Dari Cicak

Dengan muka kusut masai, La Capila menyambangi rumah gurunya, I Mapesona yang sederhana di kaki Gunung Bawakaraeng. Ketika muridnya tiba, I Mapesona sedang duduk di teras rumah panggungnya yang dikelilingi oleh beragam pepohonan hutan sambil menikmati sepiring singkong rebus dan segelas kopi kental yang masih keduanya mengepul.


“Bagaimana kabarmu duhai muridku yang aku sayangi? Kenapa dirimu yang masih muda itu, kelihatan demikian gundah? Apa yang merisaukan keceriaan masa mudamu muridku?” Tegur I Mapesona.
“Kabar saya baik duhai guru, semoga engkau pun begitu”, jawab La Capila sepantasnya.
“Lalu kenapa muka muridku yang gagah ini menjadi seperti kain lusuh yang tak pernah dibilas?” Tanggap I Mapesona sambil berdiri, menghampiri La Capila, lalu mengelus rambut muridnya dengan lembut.