Sunday, April 29, 2007

Nonton Bareng KDI

Aku ngantuk banget pagi ini, semalam ada nonton bareng KDI di depan rumah yang aku tempati nginap di Majene. Di tengah jalan terpasang sebuah layar lebar ukuran 6 X 10 meter. Sampai pukul 00.30 dini hari para penonton tidak bergeming. Bahkan sorak-sorai begitu membahana ketika Nurdin (Kontestan dari Makassar) asal dari mandar tampil. Semoa orang serentak berdiri dan teriak.

Realitas masyarakat Indonesia yang memiriskan hati, ketika mereka baru berusaha mencerna modernitas dengan tertatih-tatih, mereka sudah di seret masuk ke dalam ruang posmodenitas. Sebuah pembunuhan karakter atas bangsa besar yang dilakukan secara sistematis oleh anak bangsanya sendiri atas nama keuntungan material yang berlipat ganda.

Thursday, April 26, 2007

Ditegur Oleh Allah

Semalam aku tidur larut sampai pukul 02.00 dinihari. Ujung malam aku habiskan di cafe tenda sepanjang pantai depan dermaga Majene bersama beberapa teman. Berteman cahaya temaram, segelas jus alpukat dengan musik yang mengalun lembut, sesekali diselingi debur ombak sebagai latar belakang, aku hanyut dengan suasana.

Paginya, bersama seorang teman, aku jalan-jalan ke pemandian alam Malle’. Berbekal motor dinas pinjaman dari pak lurah, berangkatlah kami dengan ceria. Namun di tengah perjalanan, keceriaan itu berganti khawatir, was-was dan duka cita. Kami berdua terjatuh bersama motor. Untunglah kami hanya luka ringan dan modisnya cuma “keseleo”.

Sebenarnya kami cukup beruntung karena masih sempat nyangkut di alang-alang dan tumbuhan perdu. Kalau tidak, maungkin kami hanya pulang tinggal nama. Di bawah tempat kami jatuh, terdapat jurang yang cukup dalam, penuh dengan bongkahan-bongkahan batu kali yang cukup besar.

Maha Besar Allah yang masih memberi kami kesempatan untuk bertobat. Untunglah rasa hati sedikit terobati dengan indahnya suasana Malle’.

Sunday, April 22, 2007

Kulaksanakan Amanahmu, Dulu

Akhirnya berhasil juga kutunaikan pesanmu dua tahun silam, “kalau ke Majene, jangan lupa ke Pantai Dato”, demikian kalimatmu kala itu. Kedatanganku yang pertama tidak berhasil membawaku ke sana, barulah kali ini seorang teman dengan rela mengantarku ke Dato’ ahad sore ini.

Sebuah pantai yang selalu memanggilmu mendekat dan mendekat lagi. Begitu eksotis dengan dinding-dinding karang yang kokoh, debur ombaknya yang tak pernah ragu dan muka air yang selalu bergelora.

Kutulis nama kita di hamparan pasir putih. Tak lama setelahnya, gulungan ombak membawanya serta ke lautan biru. Kebersamaan kita ditelan ombak dan menyau di tengah samudra, sempurna, mengabadi.

Di pantai ini pula kudengar sayup sampai lantunan shalawat Mandar, bersahut-sahutan dengan debur gelombang, seakan menjelma sebuah perayaan sakral. Jiwaku larut dalam samudra kehidupan.

Saturday, April 21, 2007

Di Pelabuhan Majene

Sore hari kunikmari senja di pelabuhan Majene. Ditemani sekantong kecil langsat, lengkaplah sudah kenikmatan sore ini. Begitu ramai manusia di dermaga, ada orang tua yang mungkin mengenang romantisme remajanya di sini. Ada juga sekumpulan anak yang sibuk memasang umpan pada mata kail mereka masing-masing. Sekawanan remaja usia belasan bercengkerama lepas tanpa beban.

Mentari perlahan beranjak, nelayan mandar menyeret sandeq, membelah ombak yang mendebur pantai. Layar ditinggikan, dayung dikayuhkan, jaring disiapkan. Seakan berlomba dengan waktu, semburat merah mentari yang tersisa di ufuk menjadi pertanda akan semangat yang membara, optimisme hidup yang menggelora dan harapan yang berkobar-kobar.

Negeri anak Mandar, negeri para pelaut, pembelah gelombang, penakluk samudera. Aku iri pada keberanianmu mengarungi hidup. Moga semangatmu ini bisa memercik ke hatiku yang saat ini hanya duduk termangu di dermaga berteman sekantung langsat.

Monday, April 16, 2007

Ke Tanah Mandar

Aku berangkat ke Majene pukul 11.30 pagi menjelang siang. Tiba di tanah mandar pukul 17.30 sore hari. Aku di jemput seorang kawan di pinggir jalan, aku belum mengenal kota ini. Kali kedua aku ke Majene, mungkin agak lama atau mungkin selamanya aku di sini? Entahlah, apa aku akan betah di kota kecil ini?

Sepanjang perjalanan kunikmati dalam tidur yang pulas. Sesekali aku terbangun karena sms teman-teman yang menjerit-jerit minta dijawab. Untung saat ini aku punya pulsa, jadi aku penuhilah harapan-harapannya dan terpuaskanlah tanya-tanya mereka.

Capek juga selama beberapa jam berada dalam kendaraan, mana gerah karena sesaknya penumpang. Yang paling membuatku jengkel adalah seorang bapak di samping kananku yang tak pernah berhenti mengepulkan asap rokoknya, seakan tak perduli dengan kami semua yang sudah sengaja menutup hidung dan mulut serta sengaja terbatuk-batuk untuk membuatnya tersinggung.

Nampaknya memang kadang kala beberapa orang butuh ditegur secara langsung agar tersadar.

Thursday, April 12, 2007

Merasa Dijauhi

Benar kata ahli hikmah “kawan sejati akan kelihatan ketika kita menghadapi masalah”. Aku merasakan ini akhirakhir ini.

Mereka yang selama ini terasa akrab denganku perlahan menjauh dan mendiamkan. Aku sih tida kecewa atau sakit hari, hal ini membuatku sedih karena merekalah yang selama ini mengajariku tentang persaudaraan sejati.

Dari sini aku belajar banyak tentang kepercayaan. Jangan terlalu percaya pada mereka yang bermulut manis. Bahwa ternyata tak ada orang yang benar-benar tulus tanpa kepentingan terselubung. Bahwa orang lain akan mendekatimu ketika dia memiliki kepentingan terhadapmu.

Aku tidak akan percaya lagi dengan mereka. Kepercayaan cukup sekali. Pengkhianatan tidak boleh dibiarkan terulang. Untung masih ada segelintir sahabat hati yang tersisa. Terima kasih tulusku buat mereka.

Tuesday, April 10, 2007

Mother How Are You Today

Mother how are you today
Here is a note from your daughter
With me everything is okey
Mother how are you today

Mother don’t worry i’m fine
Promise to see you in this summer
This time will be no delay
Mother how are you today

I’e pound the man of my dreams
Next time you will get to know him
Many things happen when i was away
Mother how are you today

Lagu ini benar-benar aku suka. Tapi sayang aku tidak tahu penyanyi dan penciptanya. Yang pasti kadang aku menangis bila menyanyikannya. Aku cengeng ya...sedih banged (pakai d).

Sunday, April 08, 2007

Ganti Istana

Setelah sekian lama aku pakai tempelate seri 36. PIERCED HEART dari pannasmontata untuk mempercantik kerajaanku ini, akhirnya aku dihinggapi kebosanan juga. Makanya berkelanalah aku mencari tempelate baru.

Setelah kutimbang dan kutimbang lagi, kupilih tempelate dari isnaini. Emang tidak unik amat sih. Yang penting suasana baru deh. Dan yang pasti lebih cerah.

Oh ya... trims buat pannasmontata karena telah menemaniku selama ini. Trims juga buat isnaini, moga tidak bosan bersamaku. Mudah-mudahan warna baru pada istanaku ini membuatku makin rajin ngeblog.

Hidup blogger mania.

Friday, April 06, 2007

aku ingin kalian bahagia

aku tidak tahu apakah semua orang berfikiran sama denganku, tapi nampaknya tidak. aku terlalu banyak memikirkan kebahagiaan orang lain dan tidak terlalu peduli dengan diri sendiri.

sudah berkali-kali aku diingatkan untuk sekali-kali juga memikirkan keinginan sendiri. aku rasa ada benarnya juga, namun setiap aku mencoba memikirkan diriku, sepertinya aku menjadi begitu egois.

aku jadi teringat ketika puteri josephine –istri napoleon bonaparte— berucap pada seorang sahabatnya,
aku tidak pernah memakai kata aku ingin kecuali pada satu kalimat: aku ingin semua orang yang ada di sekitarku bahagia

Wednesday, April 04, 2007

al qarni menasehatiku

beberapa waktu terakhir ini aku merasa bahwa dia yang berbuat buruk padaku berusaha untuk kumaafkan, namun yang menjadi masalaha adalah karena dia tidak juga berhenti mengusikku.

sempat muncul rasa sesal di hati, kenapa aku begitu rela memaafkannya? kenapa aku tidak balas dendam, sementara aku bisa melakukannya?

di tengah gejolak hati yang panas karena amarah, dr. aidh al qarni menasehatiku,
jangan bersedih jika ada anak panah yang menembus tubuhmu yang dibidikkan oleh orang terdekatmu. akan ada orang lain yang mencabut anak panah itu, mengobati luka dan mengembalikan kehidupan dan senyumanmu