Friday, September 22, 2006

Aforisme-aforismeku

Kalaupun kau berhasil mengetahui semesta rahasiaku, itu belumlah cukup untuk menyempurnakan imajinasimu tentang aku (03/04/04)

Katika kau mengungkap seluruh rahasia hatimu dank au singkap selubung kalbumu, aku makin merasa silau dalam menatap wajahmu karena hati dan kalbumu berpendar menjadi cahaya (04/04/04)

Terbukalah, biarkan semua tersingkap karena yakinlah, semesta sangat mengerti apa yang harus terbuka dan apa yang pantas terhijab (05/04/04)

Lakukan sesuatu karena sesuatu itu memuaskanmu. Tujuanmu adalah kepuasan dan sukses hanyalah efek (17/04/04)

Pintaku padamu, bawalah daku kesebuah dunia. Dimana imajinasi menjadi lautan, mimpi menjadi daratan, khayalan menjadi angkasa, dan kita hanyalah gumpalan igauan (20/04/04)

Adakah sakit yang lebih pedih dibanding luka yang ditorehkan oleh kehidupan? (26/04/04)

Wajah adalah cermin kepribadian, dengan menatap wajah seseorang, maka akan terbacalah kepibadiannya. Namun ini tidak mutlak tentu saja. (01/02/05)

Kesendirian tidak selalu berarti kesunyian. Justru dalam kesendirianlah seseorang akan mendengar bisingnya suara dari kedalaman hati dan relung jiwa (02/02/05)

Ada kalanya rasa hati perlu disembunyikan, ini bukan karena kepengecutan diri. Hal ini dilakukan dengan alasan mencoba realistis melihat kapasitas diri (03/02/05)

Orang mengambil pilihan tentu punya alasan. Tapi orang yang mengambil pilihan sikap karena pengaruh orang lain, bukanlah hal yang baik. Dia tidak merdeka tentunya (04/02/05)

Kenangan adalah lipatan memori-waktu yang terpatri di lembarlembar jiwa, kadang berisi duka lara, kadang canda tawa. Dengan kenangan, kau bisa hidup dua kali (05/02/05)

Kesehatan adalah harta yang begitu mahal. Tentulah dia semahal seorang sahabat. Bila kau sakit, duniamu menjadi kelam (06/02/05)

Ketika sakit menggerogoti kesehatanmu, kau tentu butuh seorang yang menemani apakah teman, sahabat, atau kekasih (istri)? (07/02/05)

Rindu adalah batu, endapan kalbu haru. Rindu adalah pilu, rintihan hati sendu. Apapun rindu itu, aku tetap merinduimu (08/02/05)

Ternyata, segudang mimpi ndah tidak mampu menghapus jejakjejak realitas, sekecil dan sehalus apapun itu. Kecuali kau menjalani hidup dngan tidur yang lelap. (31/05/05)

No comments: