tag:blogger.com,1999:blog-280851482024-03-22T01:13:45.104+07:00keradjaan soenjidisini aku bertahta . . .muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.comBlogger230125tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-22688645966280173602011-06-11T06:30:00.000+07:002011-06-11T06:30:28.063+07:00Belajar Dari Cicak<span class="Apple-style-span" style="color: white;">Dengan muka kusut masai, La Capila menyambangi rumah gurunya, I Mapesona yang sederhana di kaki Gunung Bawakaraeng. Ketika muridnya tiba, I Mapesona sedang duduk di teras rumah panggungnya yang dikelilingi oleh beragam pepohonan hutan sambil menikmati sepiring singkong rebus dan segelas kopi kental yang masih keduanya mengepul.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Bagaimana kabarmu duhai muridku yang aku sayangi? Kenapa dirimu yang masih muda itu, kelihatan demikian gundah? Apa yang merisaukan keceriaan masa mudamu muridku?” Tegur I Mapesona.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Kabar saya baik duhai guru, semoga engkau pun begitu”, jawab La Capila sepantasnya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Lalu kenapa muka muridku yang gagah ini menjadi seperti kain lusuh yang tak pernah dibilas?” Tanggap I Mapesona sambil berdiri, menghampiri La Capila, lalu mengelus rambut muridnya dengan lembut.</span><br />
<a name='more'></a><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">La Capila terdiam mendengarkan pertanyaan gurunya yang bijak itu. Pagi itu, kicau burung yang begitu riang tak begitu dinikmati olehnya. Kepalanya terpekur menikmati ucapan lebut di kepalanya. Tapi tak lama, akhirnya dia bicara juga, tak tahan memendam kalimat yang seakan ingin meloncat dari tenggorokannya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Maafkan muridmu yang bodoh ini guru, setelah meninggalkan tempat ini tiga tahun silam, muridmu ini merasa betapa rumitnya hidup ini”, keluh La Capila.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Gerangan masalah hidup apa yang sedang engkau hadapi muridku?” Tanya I Mapesona sambil berjalan ke bangku kayunya lalu menyeruput pelan kopinya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Saya merasa sudah bekerja keras duhai guru, tapi nyatanya, saya belum juga merasa hidup ini menjadi lapang, malah terasa makin sesak.” Kesah La Capila.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">Mendengar keluh muridnya, I Mapesona hanya tersenyum dan mengangguk-angguk kecil.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Terkadang saya berfikir, hidup ini berlaku kurang adil. Kok ada sebagian yang diberikan rezeki berlimpah, dan ada yang serba kekurangan”, kembali La Capila mengadu.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">Bukannya menjawab keluh muridnya, I Mapesona malah balik bertanya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Masihlah kau ingat lagu ‘Cicak Di Dinding’ yang ditulis oleh AT Mahmud duhai muridku?”</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Tentu saja saya masih mengingatnya duhai guruku, bukankah engkau sering menyanyikannya dengan sangat merdu dahulu ketika saya masih kecil?” Tanggap La Capila.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Maukah engkau menyanyikan lalu itu bersamaku sekarang?” Tanya I Mapesona.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">Dengan muka bingung, La Capila menatap gurunya ragu, tapi tetap juga dia menyanggupi permintaan gurunya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Baiklah guru, mari kita bernyanyi bersama.”</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">Cicak-cicak di dinding</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">Diam-diam merayap</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">Dayap seekor nyamuk</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">Hap, lalu ditangkap</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Coba perhatikan baik-baik lagu tersebut muridku, pelajaran apa yang bisa kau ambil darinya?” Tanya I Mapesona setelah mengulang lagu itu sebanyak tiga kali.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Maafkan muridmu yang dungu ini duhai guru, saya hanya memahami lagu itu sekedar sebagai lagu pengantar tidur,” jawab La Capila dengan bingung.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Cicak itu adalah binatang yang merayap, ternyata dia ditakdirkan untuk memakan nyamuk, binatang yang terbang. Pernahkah engkau pikirkan kerumitan ini?” Tanya I Mapesona, La Capila hanya terdiam.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Betapa seekor binatang merayap, memangsa binatang yang terbang. Tapi apakah cicak pernah mengeluh!?” Suara I Mapesona terdengar tegas.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Coba bandingkan dengan sebagian besar manusia, baru menghadapi sedikit saja masalah dalam hidupnya, dia sudah merasa sebagai orang yang paling tidak beruntung. Beragam keluhan yang terlontar dari mulutnya, bahkan tak jarang mereka memaki Tuhan.” Mendengar kata-kata gurunya, La Capila kian terpekur.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: white;">“Belajarlah meneladani cicak muridku. Mahluk itu telah mengajarkan arti sikap ridho, dia tak pernah memaksa untuk merampas rezeki mahluk lain. Tapi coba engkau lihat sebahagian manusia, mereka tak pernah merasa puas, jangankan binatang dan tumbuhan, aspal dan beton pun dia makan”. I Mapesona mengakhiri wejangannya. La Capila menjadi malu pada diri sendiri, dia tunduk dan tergugu, tak mampu menatap wajah gurunya kembali menyeruput kopinya yang sudah mulai dingin.</span>muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-29492294831128616922009-12-02T08:28:00.001+07:002009-12-02T08:34:10.844+07:00Ikut Workshop LPPDSelama dua hari, Senin s.d Selasa, 30 Nopember s.d 01 Desember 2009, saya mendapatkan tugas untuk ikut workshop LPPD di Hotel Singgasana Makassar.<br /><br />Materinya sih sebenernya sangat menarik, cuma cara penyampaian materinya yang membuat saya nggak mud nerima materinya. untung ada yang bisa dimengerti, heheheh..<br /><br />demi ikut kegiatan ini, saya mengorbankan agenda jalan-jalan ke toraja. padahal seumur-umur, toraja merupakan daerah yang belum pernah aku pijak.<br /><br />tapi yah, demi pengembangan kapasitas diri, saya relakan mundur dari perjalanan ke toraja. mudah-mudahan suatu hari nanti saya bisa menjejakkan kaki di sana.muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-23915352358651103902009-11-26T11:41:00.002+07:002009-11-26T11:46:33.148+07:00Bos BaruSejak Senin,23 November 2009 kemarin, di kantor hadir seorang 'bos' baru.<br />Namanya Drs. Azikin Sholtan, M.Si. Beliau menggantikan Theofilus Allorerung, SE yang akan menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Tanatoraja. <br /><br />Kehadiran 'bos' baru ini membuat saya melakukan beberapa reposisi kecil dalam kebiasaan saya. Misalnya tentang jadwal berangkat, nampaknya saya harus lebih cepat nih, soalnya belum tahu kebiasaan 'bos' baru sih.<br /><br />Kehadiran 'bos' baru diikuti dengan perubahan beberapa pejabat eselon III dan IV di bawahnya. saya sih berharap saja, mudah-mudahan perubahan ini tetap ke arah yang lebih baik.<br /><br />dan yang pasti, bagi saya yang cuma staf biasa, yang penting gaji lancar, honor mengalir dan kerjaan tidak ada kendala berarti. maka itu sudah sangat menggembirakan. heheheheh....muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-10973138976995448382009-04-30T12:25:00.001+07:002009-04-30T12:32:03.982+07:00Ngantuk MeluluDiklat sudah tersisa seminggu<br />saya mulai dihinggapi penyakit lesu<br />ngantuk melulu<br /><br />kepala mengangguk-angguk bukan karena ngerti<br />tapi karena kepala kehilangan kesadaran<br />entah kemana<br /><br />tertidur di forum menjadi rutinitas<br />untung aku duduk di belakang...<br /><br />uh menyedihkan<br />gimana bisa mengerti materi?<br /><br />pasrah pada keadaan<br />nampaknya aku harus ikhlas<br />bahwa aku kehilangan konsentrasi...muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-69737529838310701702009-04-20T18:18:00.001+07:002009-04-20T18:21:45.707+07:00lagi diklatmenikmati dengan terpaksasekarang aku menjalani hari-hari yang sungguh melelahkan<br />biasanya saya yang ceramahi orang di diklat<br />sekarang saya yang jadi "korban"<br /><br />ternyata tidak enak betul jadi peserta diklat<br />itu kalau instruktur/widyaiswaranya<br />punya kemampuan pas-pasan mengelola forum<br /><br />mana materinya membosankan<br />ditambah denganc ara membawakan materinya yang monoton<br />tak ada game, ice breaker<br /><br />yang ada paling slide lucu untuk ngusir ngantuk<br />tapi aku pikir jauh dari maksimal.<br /><br />yah.. tapi biarlah<br />kucoba menikmati denanterpaksa tentunya.<br /><br />hehehehehe...muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-40607752826794778422009-03-03T10:06:00.000+07:002009-03-07T10:07:22.400+07:00masih tentang apel pagiternyata keresahan tentang apel pagi bukan hanya keresahan saya secara pribadi. hal ini terungkap kemarin siang, pas selesai shalat dhuhur di mushalla kantor. sambil merebahkan punggung yang tegang, kami bertukar cerita ringan selepas sholat. <br /><br />dari bisik-bisik menanti berakhirnya waktu istirahat siang, terungkap kalau ternyata pelaksanaan apel pagi menimbulkan keresahan yang massif. dengan sedikit memancing, saya melempar tanya “apa korelasi positif antara apel pagi dengan produktivitas?”<br /><br />respon pegawai yang ada di musholla, baik pegawai senior maupun yang junior bersepakat mengatakan “tidak ada”. nah loh?<br /><br />“sepanjang saya jadi pns, belum ada yang dapat sanksi hanya karena tidak hadir apel pagi”, demikian celetuk pak mh, yang disambut dengan ketawa terkekeh dari yang lain.<br /><br />saya kemudian menyampaikan harapanku tentang apel pagi yang menarik. setelah itu pak mi mengomentari bahwa dia juga merasa tidak signifikannya pelaksanaan apel akhir-akhir ini dengan produktivitas, menurutnya “apel pagi kan untuk mengukur sejauhmana kekuatan personil kantor kita pada hari itu”.<br /><br />tapi tiba-tiba, pak mh nyeletuk lagi, “jangankan apel pagi, menunggak memasukkan lhp saja, tidak membuat seseorang tidak ditugaskan memeriksa.” wah..wah..wah.. makin seru nih… <br /><br />saya menimpali, “sebenarnya lhp lebih signifikan untuk dijadikan sebagai ukuran produktivitas, bukannya absensi apel pagi kan?”<br /><br />“itu ibaratnya memperjuangkan sesuatu yang sebenarnya tidak penting!” kembali pak mh berbicara yang disambut dengan derai tawa yang lain. <br /><br />cerita ngalor-ngidul masih terus mengalir sampai waktu istirahat berakhir. sebagian pegawai bergegas kembali masuk ruangan, sebagian lagi beranjak mencari makan siang di kantin, sedangkan saya sendiri masih terbaring malas-malasan di mushalla.muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-29775746435364258832009-02-26T10:05:00.000+07:002009-03-07T10:06:35.335+07:00apel pagi dan produktivitassebelum tulisan ini menjadi begitu panjang, izinkanlah saya menghaturkan sebesar-besarnya maaf bagi para pencinta formalisme dan ketaatan semu. Hal ini menjadi penting karena mungkin saja tulisan ini akan menyinggung perasaan anda dan mengganggu stabilitas jiwa saudara. Tapi walaupun tanpa maaf, tulisan ini akan tetap kulanjutkan, jadi..... tabe’ di....<br /><br />sudah hampir sebulan ini, kebijakan baru muncul di kantor.... pelaksanaan apel di perketat. Bahkan kebijakan ini diikuti dengan penyediaan absen khusus apel yang berbeda dari absen kerja pagi dan sore.<br /><br />Sebenarnya persoalan utamanya bukan pada keharusan mengikuti apel pagi, melainkan pada proses pelaksanaan apel pagi tersebut. Sejak 02 februari yang lalu, baru empat kali saya mengikuti apel pagi, itupun baru dua kali saya mengisi daftar hadir peserta apel.<br /><br />Kehadiran absen apel bukannya membuat saya makin rajin, malah jenuh dengan rutinitas apel ini. Bagaimana tidak, pelaksanaan apel pagi terkesan asal-asalan dan hanya mengejar formalisme kehadiran yang dibuktikan dengan adanya tanda tangan di daftar hadir apel.<br /><br />Ketika pemimpin apel menyiapkan barisan, kemudian memberi penghormatan umum kepada pembina apel sampai pada saat pembina apel memimpin doa, tak ada kesan sakral yang terasa. Yang terdengar malah celoteh dan cekikikan para pegawai yang mengikuti apel, entah menggosipkan apa dan mentertawakan siapa.<br /><br />Setelah apel dibubarkan, maka rutinitas yang lebih lucu bagi saya adalah, para peserta apel antri dengan sangat tidak rapi untuk membubuhkan teken di daftar hadir apel. Bahkan terkadang saling berebut, sepertinya inti dari apel pagi adalah pada formalitas tanda tangan di absensi.<br /><br />Apakah ini substansial, sehingga kebijakan menghadirkan absensi apel pagi ini dikeluarkan? Kalau sekedar ini, maka sungguh merugilah orang-orang yang apel dan hanya datang untuk berburu absensi. Merekalah orang-orang yang lebih mementingkan formalitas kehadiran yang belum tentu berimplikasi positif bagi produktivitas kerja.<br /><br />Bagi saya, tentu pelaksanaan apel pagi akan lebih bermakna apabila pelaksanaannya tidak sekedar formalitas yang hampa. Alangkah indahnya bila dalam pelaksanaan apel kita menemukan aura kebersamaan yang terbangun melalui sepatah dua kata dari pembina apel yang bisa memotivasi kinerja kita dihari itu.<br /><br />Selain itu, apel pagi juga bisa menjadi sarana untuk menyampaikan beragam informasi yang dibutuhkan oleh semua pegawai, semisal pengumuman tentang pelaksanaan upacara “hari kesadaran nasional” 17 agustus tiap bulan. Baik itu tentang siapa saja yang bertugas, serta mengingatkan peserta pakai baju apa.<br />Ataukah misalnya informasi tentang adanya pengusulan pegawai yang yang akan diusulkan menerima penghargaan satyalancana serta berkas apa yang harus disiapkan. Ataukah pengumuman lain yang menjadi informasi penting bagi para pegawai.<br /><br />Dan yang lebih penting adalah kesadaran dari semua peserta apel pagi untuk memperlakukan apel pagi tidak hanya sebagai rutinitas semu dan ritus hampa, serta untuk berburu tanda tangan di daftar hadir. Selayaknya apel pagi dimaknai sebagai medium konsolidasi hati dan pikiran untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan melayani publik dengan standar pelayanan yang memadai sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing personil pegawai. <br /><br />Saatnya apel pagi diperlakukan bukan sebagai kewajiban melainkan sebagai kebutuhan. Apakah itu mungkin? Itu semua tergantung pada bagaimana format pelaksanaan apel pagi yang dipraktekkan. Yang pasti, bila apel pagi menjadi sesuatu yang menarik, maka saya akan menjadi rajin ikut apel pagi. Terus terang selama ini saya malas ikut apel karena saya tidak melihat signifikansi positif keikutsertaan saya dalam apel pagi dengan produktivitas kerja saya pada hari itu di kantor.<br /><br />Sekali lagi, Tabe’ di..............................muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-2072111622201489372009-02-25T10:05:00.000+07:002009-03-07T10:05:50.158+07:00keikhlasan dalam jama’ah...sore hari, pas mau melaksanakan shalat ashar berjamaah di mushalla kantor, ada kejadian yang membuat saya menjadi terhenyak beberapa jenak. Betapa tidak, peristiwa tersebut menelusup ke dalam relung hati dan imaji politik saya.<br /><br />saat iqomat selesai dikumandangkan oleh pak zulfikar dan shalat akan segera didirikikan, masalah muncul, siapa yang akan jadi imam? Pak Budiman yang selama beberapa hari terakhir senantiasa menjadi imam sedang tugas di luar kantor, otomatis harus mencari imam baru.<br /><br />Pandangan para jama’ah kemudian tertuju kepada Pak mukrimin bakri yang selama ini juga biasa menjadi imam. Namun dengan suara lantang beliau menolak, “kakiku masih sakit karena kecelakaan motor, duduk saya menjadi kurang sempurna, saya khawatir mengganggu ke khusyu’an sholat jama’ah kita”.<br /><br />Setelah itu, pak zulfikar menjadi target man selanjutnya, beliaupun menolak, “wah, tidak bisa begitu. Saya yang adzan, barusan juga saya yang iqamat, kalau bisa yang lain saja”. Wah shalat jamaah terancam bubar nih kalau tidak ada yang jadi imam.<br /><br />Serta-merta pak surahmanta dengan halus mendorong pak yuswan yasir ke tempat imam dan berujar, “kamu saja, kan gubernur saja kamu pimpin baca doa kalau ada acara”. Pak yuswan yang memang sering baca doa kalau ada acara di kantor tidak punya alasan berkelit, dengan memantapkan hati beliau memimpin sholat jama’ah.<br /><br />Tapi sebelum shalat benar-benar ditegakkan, pak surahmanta kembali berguman, “wah, seandainya pemilihan presiden seperti ini, betapa indahnya...” sebuah pemilihan pemimpin yang tidak dijalani dengan pencalonan yang jor-joran, tapi seorang pemimpin yang lahir karena pengakuan dan penerimaan yang ikhlas dari semua jama’ah.<br /><br />Kami semua menjalani shalat ashar berjama’ah sore itu dengan tingkat kekhusyu’an yang lebih. Itu karena jama’ah dibangun diatas fondasi keikhlasan. Para jama’ah dengan ikhlas menerima imam yang memimpinnya, dan tentu sang imam juga ikhlas menerima amanah kepemimpinan.muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-16561548672603868912009-02-20T10:02:00.000+07:002009-03-07T10:04:55.444+07:00mendefenisikan masalahdalam mengarungi hidup ini, kita selalu diperhadapkan dengan berbagai macam pilihan. Pilihan-pilihan itu, sebenarnya tidak ada yang lepas dari masalah, namun yang diinginkan adalah, kita melakukan pilihan dengan meminimalkan masalah yang di timbulkan dari pilihan itu.<br /><br />agar kita mampu memilah pilihan mana yang paling minimal resikonya, maka dibutuhkan kemampuan untuk mendefenisikan masalah. Kemampuan ini hanya dimiliki oleh orang yang tidak gila atau orang yang sadar akan potensi dirinya.<br /><br />defenisi orang yang tidak gila disini tidak mengacu pada pengertian medis, namun ini diartikan sebagai simbolis, sebagaimana salah satu riwayat rasulullah SAW berikut ini.<br /><br />pada suatu hari, rasulullah saw melewati sekelompok orang yang sedang berkumpul. Beliau bertanya, ”Karena apa kalian berkumpul disini?” Sahabat menyawab, ”Ya Rasullullah, ini ada orang gila sedang mengamuk, karena itulah kami berkumpul disini.” Beliau bersabda, ”Orang ini bukan gila., Ia sedang mendapat musibah. Tahukah kalian gila yang benar-benar gila al-maynun haqqal maynun?” Para sahabat menyawab, “Tidak, Ya Rasulullah.”<br /><br />Beliau menyelaskan, ”Orang gila ialah orang yang beryalan dengan sombong, yang memandang orang dengan pandangan yang merendahkan. Yang membusungkan dada, berharap akan surga Tuhan sambil berbuat maksiat kepada-Nya, yang keyelekannya membuat orang tidak aman dan kebaikannya tidak pernah diharapkan. Itulah orang gila yang sebenarnya. Adapun orang ini, dia hanya sedang mendapat musibah saya.”<br /><br />Dari riwayat diatas dapat dilihat bahwa orang gila itu adalah orang yang tidak sadar posisi, fungsi dan perannya, sehingga dia tidak tahu mendefenisikan sesuatu, apakah itu masalah atau bukan bagi diri dan lingkungan dan lembaganya.<br /><br />Ketidakmampuan mendefenisikan masalah biasanya muncul karena kita tidak mengetahui posisi, fungsi dan peran kita di tengah sebuah struktur sosial, dan yuga adanya ketidakyelasan arah dan tuyuan dari tindakan yang kita lakukan.<br /><br />Seringkali hal ini yuga dipengaruhi oleh tingginya subyektivitas kita dalam melihat dan menganalisis sesuatu, sehingga kadang, bahkan senantiasa kita menuntut agar orang lainlah yang harus mengerti dan memahami kedudukan kita, dan kita enggan untuk mencoba memahami orang lain.<br /><br />Ini semua karena keengganan kita untuk membangun sebuah komunikasi yang intens dan lebih cendrung memilih diam dan terpaku serta memaki orang lain dalam hati. Kita membangun sebuah benteng pertahanan untuk mengantisipasi serangan yang sebenarnya hanya ada dalam angan-angan kita.<br /><br />Seperti inilah orang-orang yang disinyalir oleh Rasulullah dalam haditsnya diatas, sebagai al-maynun haqqal maynun. Orang yang merasa diri lebih, karena itu menuntut hak-hak dan ingin diperlakukan secara istimewa, Bila sudah seperti ini, lalu apa bedanya kita dengan Iblis La’natullah Alaihi? (Lihat Q.S. 2 : 34)muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-28602870450837030022009-02-07T16:40:00.001+07:002009-02-07T16:41:40.629+07:00HMI ULTAHSELAMAT ATAS DIES NATALIS HMI KE 62<br /><span style="font-weight:bold;"><br />MOGA TAK MENJADI FOSIL</span>muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-11849299098032242112009-02-06T16:39:00.000+07:002009-02-07T16:39:42.067+07:00celakalah si sombong!pernah membaca ayat ini dalam AL QUR’AN? <br />“sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, [yaitu] orang-orang yang mengingat ALLAH sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata]: ‘Ya TUHAN kami, tiadalah ENGKAU menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci ENGKAU, maka peliharalah kami dari siksa neraka’.”<br /><br />saya tersentak kaget ketika mendapatkan riwayat yang menceritakan bagaimana rasulullah MUHAMMAD SAW merespon turunnya ayat 190-191 dari surah ali imran dari AL QUR’AN ini. bulu kuduk saya merinding, mata saya perih akibat tangis ketakutan atas kesombongan diri selama ini.<br /><br />syahdan pada suatu malam ketika MUHAMMAD SAW berada di pembaringan di samping istrinya yang belia, AISYAH RA, tiba-tiba beliau berbisik kepada istrinya tersebut, “relakah dikau duhai istriku, bila pada malam [giliranmu] ini, suamimu beribadah kepada TUHANNYA?”<br /><br />dengan penuh keikhlasan seorang istri NABY, AISYAH RA menyawab meski dengan hati yang masih diliputi keheranan, “adinda sungguh senang bila abang berada di sisi, tapi adinda pun rela dengan apa yang abang akan perbuat dengan penuh kesukaan.”<br /><br />MUHAMMAD SAW kemudian bangkit bersuci lalu mendirikan shalat yang begitu khusyu’ …dengan penghayatan yang begitu dalam. dalam shalatnya, MUHAMMAD SAW terlihat menangis sesenggukan sampai air matanya membasahi ikat pinggang yang melilit perutnya.<br /><br />seusai shalatnya, MUHAMMAD SAW melanyutkan dengan untaian doa puyian yang demikian syahdu, masih dalam keadaan menangis …sampai-sampai air matanya membasahi lantai sampai waktu subuh menyelang.<br /><br />BILAL RA, sang muadzin utama yang sudah menanti kedatangan MUHAMMAD SAW di masyid, menunggu dengan penuh keheranan. gumannya, “tidak biasanya rasul ALLAH telat ke mesyid untuk shalat [sebelum] subuh, ada apakah gerangan yang tengah teryadi?”<br /><br />dengan harap-harap cemas, BILAL RA mendatangi rumah MUHAMMAD SAW untuk menanyakan gerangan apa yang tengah berlangsung dan didapatinya MUHAMMAD SAW sedang menangis, “duhai rasul kecintaan ALLAH, mengapa engkau menangis sedemikian? apa yang teryadi? bukankah ALLAH telah mengampuni segala dosamu?” tanya BILAL RA kepada MUHAMMAD SAW.<br /><br />dengan masih sesenggukan, MUHAMMAD SAW menyawab, “betapa aku tidak menangis wahai BILAL, semalam ALLAH berfirman kepadaku “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, [yaitu] orang-orang yang mengingat ALLAH sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata]: ‘Ya TUHAN kami, tiadalah ENGKAU menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci ENGKAU, maka peliharalah kami dari siksa neraka’.”<br /><br />kemudian MUHAMMAD SAW melanyutkan, “tahukah engkau BILAL? sungguh merugilah orang-orang yang membaca ayat ini namun tidak [mau] menghayati kandungannya.”<br /><br />sudahkah kita menghayati makna dan kandungan ayat ini dengan seksama? yika belum, apalagi berlagak sombong dan tak mau belayar, sungguh CELAKA! kita telah termasuk orang-orang yang merugi di mata rasulullah MUHAMMAD SAW.muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-23004159520601131692009-02-06T16:26:00.000+07:002009-02-07T16:46:01.890+07:00Istriku Melahirkan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6uq7CvrLpRmjAyfh8Vw5f-q-wfGaDvNIp9m5QG_xl9rrflMdAwHhlgmab1c5lDNhx1xyFG3mTx8Z9ql9OGVxDaMfaHhssV_wVRBGSOvmrNZN3QrvaqLJSTMzCnQnmo5CJi1PO2A/s1600-h/Picture+012.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6uq7CvrLpRmjAyfh8Vw5f-q-wfGaDvNIp9m5QG_xl9rrflMdAwHhlgmab1c5lDNhx1xyFG3mTx8Z9ql9OGVxDaMfaHhssV_wVRBGSOvmrNZN3QrvaqLJSTMzCnQnmo5CJi1PO2A/s400/Picture+012.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5299986035952650242" /></a><br />tanggal 09 Desember 2008 yang lalu<br />tepatnya pukul 06.48 menit pagi hari<br />istriku melahirkan seorang bayi mungil<br />yang kemudian kuberi nama<br />"Qoniyah Wafiyah Tenri Bilang"muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-4011521890935256632009-02-03T16:38:00.000+07:002009-02-07T16:38:30.632+07:00dengan nama TUHANbagi kita umat beragama, tentu bukan hal yang asing memulai sesuatu hal dengan menyebut nama TUHAN. dalam ISLAM, seorang muslim dianyurkan untuk memulai semua aktivitasnya dengan melafalkan BASMALAH, …bi ism ALLAH al RAHMAN al RAHIM…<br /><br />menurut para imam, kiyai, ustadz, tokoh agama dan siapapun menganyurkan lelaku ini, bahwa dengan mengucap ism ALLAH maka diharapkan sebuah pekeryaan terlaksana hanya bersama dengan ALLAH serta terhindar dari gangguan kekuatan negatif …SYAITAN.<br /><br />setidaknya, ketika kita memulai sesuatu aktivitas dengan ism ALLAH, ini berarti bahwa kita memulai sebuah aktivitas yang didahului oleh sepenggal ikrar …DENGAN [atau DEMI] ALLAH saya memulai pekeryaan, kegiatan dan aktivitas ini.<br /><br />disamping itu, mengucapkan ism ALLAH di awal aktivitas yuga menunyukkan sebuah keyakinan yang kuat akan kekuasaan dan pertolongan ALLAH. ini berarti pengharapan atas bantuanNYA agar aktivitas, kegiatan dan pekeryaan yang telah dimulai dapat diselesaikan dengan penuh kebaikan dan kesempurnaan.<br /><br />dengan ism ALLAH, kualitas sebuah aktivitas dengan aktivitas lainnya akan menyadi berbeda. hal ini karena aktivitas yang diantar melalui ism ALLAH tidak akan merugikan orang lain sebab telah dibentengi dari godaan nafsu maupun ambisi pribadi. aktivitas tersebut diliputi oleh berkah al RAHMAN dan al RAHIM.<br /><br />al RAHMAN adalah curahan rahmatNYA secara aktual di dunia fana ini yang diberikan oleh ALLAH kepada seluruh alam semesta, termasuk manusia [baik yang MUKMIN maupun yang KAFIR] sedangkan al RAHIM adalah curahan rahmatNYA yang akan diberikan olehNYA di akhirat kelak dan spesial hanya kepada umatNYA yang BERIMAN.<br /><br />yadi yangan pernah berfikir bahwa akan sama kualitas aktivitas yang dengan ism ALLAH atau yang tanpa itu. makanya yangan pernah lupa untuk mengucapkan kalimat singkat ini …bi ism ALLAH al RAHMAN al RAHIM… di setiap awal aktivitasmu agar mendapat keberkahan al RAHMAN dan al RAHIM. <br /><br />mudah-mudahan anda tidak lupa mengucapkan …bi ism ALLAH al RAHMAN al RAHIM… sebelum membaca tulisan ini.muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-25619630750383483452009-02-01T16:35:00.000+07:002009-02-07T16:36:54.920+07:00kalbu yang bercahayasebagian besar kita percaya bahwa kata hati tentu tidak akan menyesatkan dan menipu. saking yakinnya dengan kebenaran kata hati hampir semua kita akan memilih untuk mendengar kata hati bila dihadapkan dengan berbagai hal dalam kehidupan yang membutuhkan penyikapan.<br /><br />tapi benarkah kata hati kita tidak akan MENIPU? ternyata TIDAK! kata hati bisa saya MENIPU! kenapa demikian? karena memang sudah hakekatnya hati senantiasa berbolak-balik. hati atau yang dikenal pula dengan nama kalbu berakar dari kata “qalaba” [bahasa arab]. <br /><br />kata “qalaba” merupakan sebuah kata kerya yang berarti “membalik”, yadi kalbu pada hakekatnya berpotensi untuk berbolak-balik. kalbu kadang senang, kadang susah. kalbu bisa menerima, pun bisa menolak. inilah kerya hati yang sesungguhnya, tidak pernah konsisten. kecuali hati yang mendapatkan cahaya dari TUHANNYA.<br /><br />[kata] hati yang disirami cahaya TUHANNYA seringkali diistilahkan dengan hati yang mendapatkan lammah malakiyah [bisikan malaikat], sedang hati yang tersesat adalah hati yang mendapat bisikan syaitan [lammah syaithaniyah]. Hati yang mendapat bisikan malaikatlah yang disebut NURANI.<br /><br />menurut ustadz QURAISH SHIHAB, kalbu yang disirami oleh cahaya TUHANNYA akan lebih benderang daripada akal. cahaya akal hanya bersumber dari analisis informasi pancaindera yang bersifat fisik material, dan sulit bagi akal untuk menyerap yang tersirat di balik yang tersurat.<br /><br />sedangkan kalbu yang disinari dengan cahaya TUHANNYA akan benderang oleh pancaran pelita NURUN ALA NUR …cahaya diatas cahaya [q.s. 24 : 35].<br /><br />hati seperti inilah yang akan berucap tanpa segan “subhanaka la nuhshiy tsana’a [an]’alaik[a] anta kama atsnaita ala nafsika” …maha suci ENGKAU ya ALLAH, kami tidak mampu memuyiMU sebagaimana layaknya puyian untukMU. Puyian [kami] untukMU adalah seperti puyianMU atas diriMU.<br /><br />dan dengannya pula kita bisa mengamalkan anyuran dari REMY SYLADO dalam novelnya KERUDUNG MERAH KIRMIZI, “kalahkan nalar dengan naluri, lalu bangun dengan nurani” dengan kata hati yang telah mendapatkan lammah malakiyah [bisikan malaikat].muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-20286091983619001272008-12-05T08:55:00.000+07:002008-12-05T08:59:29.972+07:00lagi prajab nehsudah hari 14 hari<br />sejak 20 nopember<br />aku mejalani diklat prajabatan<br />golongan III gelombang IV angkatan X<br /><br />tinggal menghitung hari<br />aku akan menjadi PNS beneran<br />setelah selama hampir setahun<br />aku menjabat Calon PNS<br /><br />dalam prajab<br />kutemukan berbagai cerita<br />tentang pendidikan orang dewasa<br />yang salah kaprah<br /><br />penasaran?<br />laporan lengkapnya<br />akan diturunkan setelah penutupan<br /><br />maklum aja<br />tidak ada waktu luang <br />untuk sekedar mengunjungi istana<br /><br />ini saja aku curi2 waktu<br />menjelang jum'at...<br /><br />salam bro...muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-88943130482949515372008-05-19T16:18:00.000+07:002008-05-19T16:21:32.030+07:00Akhirnyasetelah sekian lama <br />istana ini tidak aku kunjungi<br /><br />akhirnya<br />sempat juga aku menyambanginya<br /><br />salam buat semua teman dan handai taulan<br />yang dengan setia<br />tetap menanti<br />postingan baruku.<br /><br />mudah-mudahan <br />program pengecatan ulang<br />atas istana ini <br />dapat kelar akhir bulan ini<br /><br />salam..................muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-53341081645406125292008-01-29T11:28:00.000+07:002008-01-29T11:37:29.661+07:00takuuuuuuuuuuuuutternyata bener,<br />pemecatanku dianulir<br />dan aku hanya di "skorsing parsial"<br /><br />bagus juga,<br />minimal aku tidak repot lagi<br />untuk mikirin HMI Makassar<br />emang gue pikirin<br />hehehe.....<br /><br />yang aku pikirin sekarang <br />setelah jadi anggota HMI lagi<br />ada dua hal<br /><br />pertama,<br />ancaman dari Qadeyr<br />katanya akan ada chaos jilid dua<br />kalo pemecatanku dicabut<br />ihhh ngeri deh kalo di HMI <br />ada ancaman kayak gitu<br />kayak preman aja ya....<br /><br />atau jangan-jangan Qadeyr tuh mantan preman pasar<br />atau jangan-jangan masih preman pasar<br />yang nyambi jadi pengurus HMI?<br />au ah elap<br /><br />kedua,<br />kalau aku jadi anggota HMI lagi<br />capek deeeehhhh...<br />di HMI tuh banyak aturannya<br />ribet banget<br /><br />kalo jadi anggota tali<br />wah bakal repot deh<br />tapi entar aja kita liat<br />soalnya aku sudah males<br />dengan segala tradisi di HMI<br />yang bagiku agak gimana gitu....<br /><br />tapi bisa-bisa<br />aku dipecat lagi deh<br />karena tidak taat tradisi<br />au ah elap agi...<br /><br />......muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-83838547168697480902008-01-25T20:46:00.000+07:002008-01-25T20:51:45.427+07:00sudah terasa hambarkeanggotaanku di HMI<br />dipulihkan oleh MSO Pusat.<br /><br />setelah setahun berlalu aku di pecat<br />oleh HMI Cabang Makassar<br /><br />tapi netah kenapa<br />semua hambar saja terasa<br /><br />tak ada pengaruh<br />jadi anggota HMI atau bukan<br />tak lagi mempengaruhiku<br /><br />tentu saya berterima kasih<br />pada siapapun yang tetap percaya<br />bahwa saya masih pantas menjadi anggota HMI<br /><br />tapi bagaimana lagi<br />aku rasa percuma saja<br />toh aku juga takkan melakukan apapun<br />dengan keanggotaan tersebut<br /><br />semua sudah terasa hambar<br />masanya sudah berlalu<br />HMI adalah fase hidup<br />yang pernah kujalani <br />dan kini menjadi kenangan<br />................muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-67318000693616031492008-01-21T20:33:00.000+07:002008-01-25T20:45:05.973+07:00telepon subuh...semalam aku tidur pukul empat subuh<br />pukul lima,<br />aku dibangunkan shalat subuh oleh ayah<br /><br />habis shalat aku tidur lagi<br />sebelumnya,<br />aku pasang alarm di HP<br />aku mau bangun jam 06.00 pagi<br />aku mau antar ayah...<br /><br />belum 20 menit mataku terpejam<br />sebuah telepon masuk<br />dari sebuah nomor baru...<br /><br />tanpa ba-bi-bu<br />dia membangunkanku<br />dengan kata-katanya yang terus mengalir<br /><br />"bangunmako shalat subuh<br />terus cariko koran tribun<a href="http://tribun-timur.com"></a><br />lulusko, ada namamu"<br /><br />aku cuma menjawab ya<br />selanjutnya tidur lagi<br />zzzzzzzzzzzzzzmuhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-32519711853187505962008-01-12T10:30:00.000+07:002008-01-12T10:40:04.950+07:00aku dekonsentrasisaat kubangun tidur<br />badanku terasa pegal semua<br />mau dibilang sakit juga tidak<br />entah kenapa<br /><br />mungkin karena kecapean?<br />tapi ngerjain apa?<br />sudah beberapa hari ini<br />aku merasa ...........<br />tak tahu namanya<br /><br />merasa dekonsentrasi aja<br />rasanya begitu banyak hal yang harus kuselesaikan<br />dalam waktu yang bersamaan<br /><br />tapi parahnya lagi,<br />karena memikirkan itu<br />aku malah tidak melakukan apa-apa<br /><br />waktuku habis untuk berfikir keras<br />mengurai benang kusut di kepalaku<br />dan mencoba konsentrasi<br />apa yang mesti kulakukan pertama kali<br /><br />tapi sampai saat ini<br />belum kutemukan ujung benang kusutnya<br />ini menguras energiku<br />ingin nangis rasanya<br /><br />juga ingin kuteriak keras-keras<br />menyalurkan kegundahan yang tak jelas<br />aku galau.....muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-42476364630371358432008-01-10T12:31:00.000+07:002008-01-13T12:36:27.567+07:00es em es tahun baruKuatkan hati, kuatkan tekad,<br />kuatkan semangat, kuatkan cinta.<br />agar sentUhan iLahi sLalu mNgHmpiri.<br />met thun br islam 1429H<br />aLLahu Akbar^-^<br />Syamsiar Jeneponto<br />+628525502xxxx<br /><br />Keluarga Besar HMI Manado mengucapkan Selamat Tahun Baru 1 Muharram 1429 H. Semoga kehidupan kita menjadi lebih baik. –Indang Limutu (Ketua Umum)<br />Indang Limutu Manado<br />+628135639xxxx<br /><br />Mllui thun bru islam 1429 H, qt stukan perbedaan mnjdi sbuah kekuatan u/ membngun Indonesia yg berkeadlan<br />Reka Punatta Lampung<br />+628192791xxxx<br /><br />Smg barakoh 1 muharam trcurahkn kpd nt en slrh kluarGtaa..slmt thn br hijriah<br />Zaid Ali Donggala<br />+628524134xxxx<br /><br />Nikmatilh senyumn;-) pgi hri,N ktkanlh “SelamAt daTan9..!!Pcayalhkt akn mnemukn smgat Bru utk mjdikn hri ni yg trindah.!!.Selmt Thn Bru 1429 H..smg sukses.<br />Salma Ainun Bulukumba<br />+628523820xxxx<br /><br />“Brfikir sejenak tuk merenungi masa lalu adala permulaan yg baik tuk brtindak” Met thun bru Islam 1429 H.Dri Syahidah.<br />Syahidah Said Kaltim<br />+628525025xxxx<br /><br />Dentingan waktu yang berdetak menghisab masa,akankah waktu yg berlalutlah mencetak amal unggulan tuk kta?smoga..!SELAMAT TAUN BARU 1429 HIJRIYAH…<br />Hamsiah Pinrang<br />+628529962xxxx<br /><br />Selamat tahun baru islam. 1 muharram 1429 hijriah. mdh2n kta’ selalu diberi kekuatan n kesbrn dlm menjalani khdpn kta’. Amiin. Y Allah..<br />Fitri Ridwan Palu<br />+628524142xxxxmuhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-4193215962739728932008-01-05T20:36:00.000+07:002008-01-05T20:44:11.192+07:00aku berubah, benarkah?aku menulis catatan ini<br />saat aku dibelenggu ragu<br />dan dibelasah resah<br /><br />beberapa sahabat hati berkomentar<br />"raja sunyi tak lagi misterius"<br />"tulisan-tulisannya tak lagi bersayap"<br />"kalimat-kalimatnya terlalu terus terang"<br />"dst... dst.. dst..."<br /><br />aku juga dibuat bertanya-tanya<br />benarkah aku berubah? <br />sejak kapan?<br /><br />tapi dari beragam komentar<br />semua mengarah pada satu tanya<br />apa yang membuatku berubah?<br /><br />apa karena pergantian tahun?<br />karena usiaku makin tua?<br />atau karena akan hadirnya seorang bidadari di sisiku?<br /><br />entahlah<br />semua mungkin saja benar<br />dan mungkin juga semuanya salah<br /><br />nampaknya hanya waktu yang akan menjawab<br />benarkah aku berubah, dan karena apa...<br /><br />tapi tak adakah hakim lain<br />yang berhak mentaskih semua ini?<br />kenapa harus waktu?<br />bukankah itu berarti kita harus menanti?<br /><br />aku sih nggak merasa apa-apa kok<br />aku cuma merasa sedikit riang dan menikmati kebahagiaan<br />tak salah kan?muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-818973537310259942008-01-03T20:29:00.000+07:002008-01-05T20:35:49.918+07:00hatiku harukalian tahu apa yang membuat hati rawan?<br />sampai hari ini aku selalu bertanya-tanya<br />suatu keadaan dimana kau betul-betul haru<br /><br />hatimu gerimis dan ingin menangis<br />tapi tak juga kau temnukan alasan yang tepat<br /><br />pernah kau merasakan itu?<br />ini bukan karena sedang mengiris bawang<br />atau lagi menikmati opera sabun<br />apalagi sinetron korea...<br /><br />ini betul-betul aneh<br />keadaan ketika air mata tiba-tiba mendesak keluar<br />dan tak mampu kau bendung<br />bahkan dengan alasan untuk jaga image<br />bahwa lelaki haram beriarmata<br /><br />kalian tahu apa sebabnya?<br />apa cinta yang mebuat orang terharu?<br />atau duka yang merawankan hati<br />atau kecewa yang membuat jiwamu gerimis <br />dan matamu berair?<br /><br />entahlah...<br />aku lelah mencari jawab<br />dalam diam dan kesenyapan<br />kunikmati hatiku yang rawan<br />jiwaku yang haru <br />dan air mataku perlahan bergulir<br />membasahi sudut mataku<br /><br />entah apa alasan yang akan kalian kemukakan<br />tapi bagiku<br />ini semua karena <br />aku mengingat kebaikannya padakumuhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-20461988654353888782008-01-01T20:22:00.000+07:002008-01-05T20:29:01.196+07:00tahun barupasti ada yang penasaran<br />ngapain aja nih di tahun baru<br />apalagi di kerajaan sunyi<br /><br />makanya pasang mata dan telinga<br /><br />tahun baru di kerajaan ini <br />tidak ngapa-ngapain<br />emangnya ada yang spesial di tahun baru?<br /><br />sudahlah <br />hanya rutinitas yang tak bermakna<br />dangkal<br />hura-hura<br /><br />aku bosan dengan tahun baru<br />untung datangnya sekali dalam setahun<br />jadi telinga tidak harus pekak<br />mendengar bunyi petasan<br /><br />wakakakaka....muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-28085148.post-74991903435106160532007-12-30T14:01:00.000+07:002007-12-30T14:06:07.445+07:00nalajju nakku'entahlah..<br />sudah dua hari ini <br />saya merasa lesu<br />agak meriang gitu<br /><br />tapi tetap aja <br />aku berusaha ceria <br />dan tampak segar aja<br /><br />padahal <br />terasa capek banget<br />entah kenapa<br /><br />padahal <br />nggak ngapa-ngapain juga sih<br /><br />mungkin karena mikir kali ya<br />tapi mikir apaan?<br />orang pada libur kok<br />masih sempat mikir<br /><br />tiba-tiba seorang teman nyahut<br />emang mikir<br />"mikirkan si dia dan hari H"<br />aku jadi tergelak<br /><br />tapi jangan-jangan iya..<br />ah sudahlah<br />emang gue pikirin<br /><br />yang jelas aku merasa nggak fit<br />atau jangan-jangan bener<br /><br />aku kena penyakit<br />"malarindu"<br />atau orang makassar menyebutnya<br />"nalajju nakku'"<br /><br />he...he..he.. <br />bisa aja...muhammad kasmanhttp://www.blogger.com/profile/05911659324710110397noreply@blogger.com0