Monday, October 17, 2005

tiDur jAma'Ah

jama’ah dalam shalat sangat dianjurkan. bahkan ada sebagian ulama yang mewajibkannya. tapi apakah, karena pentingnya maka otomatis dia fungsional? apa benar kita mampu menangkap makna jama’ah?

sering malah, jama’ah menjadi beban. bahkan menjadi pendorong munculnya riya’. seorang imam akan memperbaiki bacaannya, cuma karena ada makmun tertentu yang ingin dipikatnya. entah itu istri, mertua, atau yang diinginkan jadi istri.

begitupun dengan makmumnya, mereka begitu bersemangat jama’ah, cuma untuk dapat legitimasi dari imam atau jama’ah lain, bahwa dia seorang pioner dalam berjama’ah.

aku coba memikirkan hal ini agak nyeleneh. apakah jama’ah menjadi signifikan? kalau hanya mengganggu kekhusyukan sholat? bukankah inti sholat terletak pada kekhusyukan? dan tidak pada berapa banyak jama’ah? memang bisa saja banyaknya jama’ah akan meningkatkan kekhusyukan, tapi yang terpenting tidak disitu.

bisakah sholat betulbetul menjadi media bagi sebuah kesatuan organis? kalau tidak, maka jama’ah menjadi tidak fungsional. alangkah lebih fungsionalnya,
jika hatimu bisa menjadi imam, bagi nafsu, akal, hasrat, serta rasa dan kehendakmu.

saat kau sedang shalat sendiri ditengah malam yang sunyi, ketika orang lain pada terlelap, dalam sebuah jama’ah, yang bernama tidur ’berjama’ah’.

No comments: