Friday, June 09, 2006

menGhaRgaI diRi senDirI

dalam keseharian, tentu kita pernah merasa kurang dihargai, kurang diperhitungkan dan bahkan tidak diperhitungkan sama sekali. Padahal mungkin segala daya dan uapay telah kita keluarkan untuk menunjukkan bahwa amanah yang kita pikul dapat kita penuhi dengan sungguh-sungguh.

Kondisi seperti ini akan berdampak pada perasaan kita, sering kita akan merasa dilecehkan bahkan dipandang sebelah mata. Bila sudah seperti itu, rasanya dunia ini mau kiamat saja. Kemana-mana semua terasa menyudutkan, sungguh duna menjadi selebar daun kelor. Uh… betapa sempit dan mencekik.

Kekecewaan seperti ini menurut Paul Hanna, tidak perlu dicarikan kambing hitam diluar sana. Menurutnya cobalan anda tilik kedalam diri anda, mengapa demikian? Karena menurutnya, “tak seorangpun mampu mengecewakan anda, kecuali anda sendiri mengizinkannya”, artinya bahwa sebelum orang lain mengecewakan kita, sebenarnya bangunan psikologi kita memang sebuah bangunan psikologi kekecewaan.

Kita merasa inferior dan tidak mampu menghargai diri sendiri. Psikologi orang kecewa ini hanya bisa dihindarkan bila –meminjam bahasa Paul Hanna-- “anda harus mencintai diri sendiri sebelum orang lain mencintai anda, siapa peduli atas pendapat orang lain tentang diri anda? Yang paling penting adalah pendapat anda sendiri tentang diri anda sendiri. Anda dapat menipu banyak orang kapanpun anda inginkan, tetapi anda tidak dapat menipu diri sendiri”.

Ini berarti bahwa bila anda tidak ingin dipandang rendah dan tidak dihargai oleh orang lain, maka andalah yang terlebih dahulu menghargai dan menghormati diri anda. Karena pandangan anda sendirilah sebagai pandangan paling obyektif tentang seperti anda sebenarnya., orang lain hanya ikut pada seperti apa anda memandang dan menghargai diri anda.

Untuk mengakhiri uraian singkat ini, ada baiknya kita renungkan bersama kata-kata Robert Schuller, “kesuksesan tidak terjadi diluar dugaan anda, kesuksesan terjadi melalui cara berpikir anda”. Nah Loh…

No comments: