Saturday, June 10, 2006

mEmbeRi mAaf

dalam hidoep kita sebagai seorang manoesia, maka kondisi jang paling melegakan adalah ketika hoeboengan kita dengan orang lain terbangoen dengan harmonis dan penoeh perhatian. bila kondisi harmonis ini tidak tertjipta, kita kan merasa doenia ini begitoe sempit dan mendjepit.

namoenpoen demikian, tentoe kondisi harmonis ini tidak moengkin terbina seteroesnja dan selamanja, pastilah ada riak djang terdjadi. disharmonitas bisa moentjoel karena berbagai matjam sebab, moelai dari hal sepele sampai pada persoalan hidoep-mati seseorang.

sebenarnja kalaoe kita maoe djoedjoer, kondisi disharmonitas bisa dengan moedah diselesaikan dan mendjadi sederhana. hal ini bisa terdjadi bila setiap pihak jang terlibat dalam seboeah komoenitas memiliki niat baik oentoek mendjaga harmonitas jang terdjalin.

hambatan jang paling besar oentoek terdjalinnja hoeboengan baik, biasanja hanjalah hal-hal sepele belaka. tapi hal itoe akan mendjadi hambatan jang berarti bila itoe soedah dikait-kaitkan dengan eksistensi dan harga diri seorang manoesia. bila kondisi ini terwoedjoed, maka biasanja ego setiap individoe mengoeat dan saling menafikan.

dalam kondisi ini, seseorang akan tjenderoeng mempersalahkan orang lain dan menganggap bahwa orang lainlah jang salah. ja, moengkin memang kitalah jang benar, namoen bila kita semoea tetap bertahan pada pendirian masing-masing, tentoenja semoea pihak akan diroegikan, tidak pedoeli dia pihak jang salah ataoekah benar.

olehnja itoe, seorang konsoeltan bisnis di aoestralia, paoel hanna mengoengkapkan bahwa, “orang jang memiliki harga diri jang tinggi adalah jang lebih dahoeloe meminta maaf”. djadi menoeroetnja, harga diri tidak ditentoekan dengan sedjaoehmana keberhasilan kita mempertahankan ego diri dan keangkoehan, djoestroe sebaliknja, harga diri terletak pada sebesar apa rasa rendah diri anda memaafkan orang lain terlebih dahoeloe.

No comments: