Saturday, May 27, 2006

keBebaSan Dan ProFesI

lama juga aku tidak menulis, bukan apa-apa sih. aku cuma bete aja dengan monitor, rasanya monitor itu menyedot semua energiku kalau aku lagi duduk di depannya. makanya aku menghindari monitor.

belum lagi beberapa hari ini aku ada di kampong … ceritanya sih aku lagi pulkam. kepulanganku pas dengan musim tanam padi, jadinya aku mengulang aktivitas keseharian saya dulu bergelut dengan lumpur di sawah, he... he... seru juga, ketemu kembali dengan teman sepermainan waktu dulu sambil menanam padi.

mereka sudah pada berkeluarga dan sebagian besar jadi petani, sepertinya mereka bahagia dengan kehidupan ini. aku yang sejak kuliah sampai sekarang sudah 9 tahun lewat, pas turun ke sawah lagi rasanya begitu asing. bahkan beberapa kulit di tubuhku terbakar matahari, menghitam lalu melepuh.

aku merasa mereka itu begitu bebas dan merdeka menjalani hidup. tak ada yang mengatur kapan mereka mau ke sawah, kapan mereka berleha-leha di rumah. jam kerja tidak ditentukan, bisa seharian penuh, bisa pula hanya sekedar menyusur seputar pematang sawah, lantas pulang. sungguh beda denganku, kerjaan belum jelas, tapi rasanya waktu senantiasa memaksaku untuk berlari.

mereka begitu percaya diri dan mempunyai harga diri yang tinggi, meskipun hanya berprofesi sebagai petani di desa terpencil. mereka tak peduli dengan pandangan sebagian orang yang memandang petani sebagai pekerjaan pinggiran, orang kecil dan tak layak dijadikan profesi.

aku yakin mereka pasti tak mengenal eleanor roosevelt yang mengungkapkan “tak ada orang yang dapat membuat anda merasa rendah diri tanpa seizin anda”. aku juga yakin mereka tak pernah mendengar mahatma gandhi mengatakan “tak ada orang yang dapat merenggut harga diri kita, kecuali jika kita menyerahkannya kepada mereka”.

tapi yang aku herankan, apa yang mereka praktekkan dan lakonkan dalam hidup ini, sepenuhnya sesuai dengan ajaran roosevelt dan ujaran gandhi. sementara aku? aku yang hampir tiap hari membaca dan mendengarkan kebijakan dan kebajikan mereka... belum mampu mengamalkan sepenuhnya. nampaknya kebijaksanaan memang bukan untuk dibaca dan didengarkan, melainkan dilaksanakan. bagaimana dengan anda?

No comments: