Friday, December 08, 2006

Poligami dan Keadilan

Beberapa waktu terakhir, perbincangan tentang poligami sedang marak diruang publik kita, bahkan sampai menjurus pada polemik yang tdak berkesudahan. Ada pihak yang menyepakati bahkan mendukung poligami, ada yang menolak dengan mati-matian. Bahkan presiden SBY sampai harus memberikan perhatian khusus atas masalah ini.

Keadaan ini dipicu oleh aksi Aa’ Gym yang menikah lagi untuk yang kedua kalinya. Sungguh besar resonansi pilihan tindakan ini, keseharian publik Indonesia tidak pernah lepas lagi dari perbincangan tentang poligami. Yang menarik adalah karena Aa’ Gym melakukan ini bukan dengan sembunyi-sembunyi melainkan dibawah izin sang istri tercinta, Teh Ninih.

Memang yang menjadi perdebatan serius terkait dengan persoalan poligami ini adalah kesiapan dan kemampuan seorang suami untuk berbuat adil diantara istri-istrinya. Disinilah picu perdebatan yang terjadi, para penolak poligami mengatakan bahwa adalah nonsense untuk bisa berbuat adil, karena itu jangan berpoligami.

Tapi sepanjang pengamatan saya, mereka yang menolak poligami ternyata mengukur keadilan dengan sangat kuantitatif dan material, padahal sesungguhnya keadilan kualitatif dan psikologislah yang mendasar. Sehingga dalam hal ini saya mendukung poligami selama semua pihak yang terkait tidak ada yang merasa terdzalimi dengan keadaan itu.

No comments: