Sunday, October 15, 2006

Renungan Tentang Makna

Beberapa waktu yang lalu aku membaca sebuah artikel Bentara di kompas Sabtu, 07 Oktober 2006, sebuah tulisan dari Bambang Sugihartto yang berjudul “fakta” sebagai “Fiksi” Kolektif.

Dalam tulisan itu, Bambang menulis “...bahwa yang biasa kita sebut fakta sering kali hanyalah fiksi yang dipercayai secara kolektif dan berubah-ubah demi makna. Dan di situ kebenaran barangkali hanyalah batas penalaran dan imajinasi saja.”

Yang membuat aku merenung beberapa hari adalah sepenggal kalimat Bambang, “apa boleh buat, dunia manusia memang sebuah dunia yang selalu ‘dibuat-buat’ karena manusia rupanya memang tidak hidup dengan fakta melainkan dengan makna; tidak hidup dari apa yang dia lihat, melainkan dengan apa yang ia pikirkan dan imajinasikan”.

Setelah beberapa hari merenungkan kalimat itu, aku menemukan bahwa “kedalaman makna hanya bisa ditangkap oleh hati yang memiliki sepasang sayap suci. Sayap kanannya dipenuhi oleh niat yang ikhlas dan sayap kirinya diukir oleh ketulusan untuk menerima segala sesuatu dengan apa adanya.

1 comment:

Anonymous said...

fakta sama pilihan makna bisa beda ya, tergantung ideologi...