Wednesday, November 28, 2007

…itu munafik namanya…itu munafik namanya

kutulis pada dinihari yang sendiri

belum pernah aku merasa seperti ini,
aku hampir tak mampu memaafkan diriku sendiri.
aku telah membuatnya kehilangan kepercayaan padaku.
kuakui ini salahku.

sepanjang malam aku tersiksa,
kiranya bukanlah hal yang salah,
kalau aku menangis karena ini,
aku tak tiba tertidur sepanjang malam...
aku telah menyiksanya dalam keraguan.

yang membuatku makin haru...
dia memberikan maafnya dengan tulus,
dengan senyum ikhlas
hatiku makin terasa rawan...
gerimis di pelupuk mataku kian menderas.

moga Allah membalasmu dengan setimpal
kau memang bidadari
sungguh-sungguh bidadari
dengan jiwa selembut sutra
dan hati seluas samudra

aku masih tersedu
kunikmati Ikke Nurjannah dengan “Munafik”nya
meski semua temanku terheran
aku tak peduli, bahkan kebodohan inipun
belum pantas sebagai hukuman
atas kesalahanku padamu

bila engkau berbicara
lain di bibir lain di hati
dan bila engkau berjanji
selalu engkau ingkari
dikala kau dipercaya
lalu kau menghianatinya
itu munafik namanya

itu munafik namanya
gerimis dipelupuk mataku kian menderas

No comments: