Thursday, April 20, 2006

RinDu daN raSa lapaR

aku tidak tahu dengan pasti, apa hubungan antara rasa lapar dengan kerinduan. soalnya, setiap aku lapar, maka aku akan teringat dengan sahabatsahabat dekatku dulu di makassar. tentunya sahabatsahabat yang pernah bersamaku berlaparlapar dahulu. tapi memang aku termasuk orang yang tidak punya banyak sahabat, sebab yang bisa aku kaegorikan sebagai sahabat hanyalah mereka yang tetap mendampingiku saat kulapar.

saat ini aku sedang rindu berat dengan mereka, aku terkenang kembali dengan masamasa dimana kami saling mentertawakan ke-kere-an kami semua. sebungkus mie instan di-embat bertiga. tapi bagiku, itulah saatsaat paling berkesan dalam hidupku, ya selama bersama merekamereka itu.

tapi yang masih mengganjal sebenarnya adalah perasaan rinduku ini. aku masih ragu akan persahabatanku dengan merekamereka itu. kenapa aku hanya bisa mengingat dan mengenang mereka dengan baik disaat aku lapar dan merasa miskin? kenapa aku masih begitu sulit mengenang mereka disaat aku kenyang dan sedikit sejahtera?

ternyata kondisi ini menggambarkan padaku bahwa aku masih begitu parsial menghargai mereka. aku hanya manganggap mereka sebagai saudara di saat susah dan menderita. aku seringkali melupakan dan tidak merasa begitu menghargai mereka disaat penderitaan itu berlalu. aku masih menyimpan pamrih dalam persahabatan dengan mereka.

aku masih gagal dalam membangun persahabatan dan persaudaraan sejati. mereka hanyalah aku jadikan sebagai candu dan penghibur hati dikala sendiri dan sedih. aku bukanlah seorang sahabat yang baik, aku hanyalah seorang manusia yang tidak mau menderita sendiri sehingga menggiring orang lain untuk saling mengikat dan mengangkat janji sebagai saudara, tentu hanya dalam persoalan penderitaan.

sebenarnya aku ingin sekali memperbaiki keadaan ini, tapi apakah aku masih punya kesampatan untuk itu? dan apakah saudarasaudaraku yang selalu kukenang hanya dalam kelaparanku itu mau memberikan kepadaku satu kali kesempatan saja? aku sih berharapnya begitu, semoga saja kesempatan itu masih terbuka lebar buatku.

namun persoalan terbesarnya adalah, aku masih sulit mengenyam kesejahteraan dan kebahagiaan. melulu harihariku diisi dengan rasa lapar dan penderitaan, sehingga hampir tiap hari aku bisa mengingat mereka senantiasa. jadi memang tidak sepenuhnya juga aku bisa disalahkan bahwa aku tidak mengingat mereka di saat keyang dan sedikit sejahtera.

tentu kelaparan yang kumaksud bukanlah hanya kelaparan dan penderitaan fisik, tapi tentu juga kelaparan dan penderitaan yang bersifat psikis. aku masih gagal untuk membangun kebahagiaan dan kesejahteraan. aku belum bisa membuat hatiku tenang dan riang gembira dalam berbagai macam situasi dan kondisi fisik.

sepertinya aku harus belajar untuk refleksi dan merenung. aku teringat pesan tan malakabergelap-gelaplah dalam terang, berterang-teranglah dalam gelap!”. semoga aku bisa menjadi manusia yang adil bahkan dalam pikiran sekalipun. termasuk aku mampu mengenang dalam kondisi apapun merekamereka yang selama ini hanya bisa aku kenang dalam kondisi lapar dan menderita.

No comments: