diawal-awal ceritanya, film remaja, ada apa dengan cinta (a2dc) memperlihatkan alya menyingkap kerah baju seragamnya bagian atas unyuk memperlihatkan pada teman-temannya disitu ada memar, tetapi dia tidak mau menceritakan kepada temannya (cinta dkk) kalau itu akibat siksaan bokap(bapak)nya. dia hanya menangis menumpahkan kesedihannya dengan bulir-bulir airmatanya yang menetes deras.
generasi a2dc sebagai simbol generasi muda sekarang yang seringkali digambarkan sebagai generasi tanpa idealisme ternyata tetap menganggap bahwa komunikasi merupakan hal mendasar dari sebuah penyelesaian masalah. sudah sepantasnya kita belajar dari contoh diatas.
ternyata dalam hidup ini betapa banyak kerugian yang harus kita tanggung hanya karena tersumbatnya komunikasi diantara kita. bahkan kita sengaja menutup-nutupi sesuatu dengan maksud-maksud tertentu. mungkin kita terkontaminasi virus –meminjam istilah muzakkir djabir-- kemunafkan kolektif. pura-pura diam didepan orang yang kita benci atau tidak suka, tetapi dibelakangnya kita ngomel, caci, maki, hina dan nista.
sesungguhnya ke-diam-an seperti ini sudah selayaknya dikategorikan sebagai diam yang berdosa. karena ini sudah termasuk dalam kategori diam penipuan dan menjadi pemicu gibah. padahal kita ketahui bersama bahwa gibah itu sama saja dengan memakan daging saudara sendiri.
disamping diam penyebab gibah itu, masih ada jenis diam yang merupkan dosa yaitu, pertama, diam dan membiarkan saja didepannya terjadi kedzaliman terhadap orang lain tanpa ada upaya untuk menghentikannya. kedua, diam dan membiarkan kebenaran terselubungi kegelapan dusta dan kebohongan, serta menyembunyikan informasi yang seharusnya diketahui oleh masyarakat umum.
1 comment:
OOO..baru tau aku..selama ini aku kira diam=emas..hihihi..udah lama gak ke blogku nih?
Post a Comment